Harga Bahan Pokok Bukan Main, Pedagang Minta Langkah Antisipasi Jelang Lebaran

  • Bagikan

JAKARTA – Harga bahan pokok di pasar tradisional terpantau mengalami kenaikan, terutama pada komoditas beras.

Dipantau dari laman resmi bi.go.id/hargapangan beras mengalami kenaikan di seluruh jenis pada tingkat nasional.

Harga beras kualitas bawah I naik Rp 50 per kilogram menjadi Rp 11.400 per kilogram, beras kualitas bawah II masih di harga Rp 11.10 per kilogram.

Kemudian, beras kualitas medium I Rp 12.850 per kilogram naik Rp 50 per kilogram.

Harga beras kualitas medium II Rp 12.600 per kilogram, beras kualitas super I naik Rp 50 per kilogram menjadi Rp 14.150 per kilogram.

Lalu, beras kualitas super II naik Rp 50 per kilogram menjadi Rp 13.450 per kilogram.

Daging ayam ras segar Rp 33.300 per kilogram, daging sapi kualitas I Rp 133.650 per kilogram.

Gula pasir naik Rp 14.150 per kilogram, minyak goreng bermerek I bertengger di Rp 20.200 per kilogram.

Harga cabai rawit merah naik menjadi Rp 66.500 per kilogram, cabai rawit hijau naik menjadi Rp 42 ribu per kilogram.

Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengatakan sejak tiga hari sebelum Ramadan harga bahan pokok mengalami kenaikan cukup signifikan, seperti cabai, daging, dan lainnya.

“Hampir semua komoditas masih tinggi karena permintaan tinggi,” ungkap Mansuri kepada JPNN.com, Selasa (28/3).

Menurut Mansuri, pemerintah harus segera melakukan langkah antisipasi menjelang Lebaran 2023.

Biasanya, kata Mansuri, permintaan akan naik satu minggu sebelum Lebaran, sehingga akan mengerek harga bahan pokok.

“Oleh karena itu, fokus pada antisipasi jelang Lebaran satu minggu karena permintaan bisa naik dua kali lipat. Karena ada libur panjang,” ujar Mansuri.

Pemerintah pun diminta melakukan pemerataan distribusi pangan, di mana daerah kurang dialiri oleh wilayah surplus.

Mansuri memprediksi ada beberapa bahan pokok yang mengalami kendala pengiriman karena Lebaran dan libur.

Perlu koordinasi dari berbagai pihak sehingga distribusi ke pasarĀ aman.

“Cukup rumit oleh karena itu perlu fokus dan koordinasi yang baik,” pungkas Mansuri. (jpnn/RS)

  • Bagikan