Buku Pelaut ‘Goes To Campus’, Upaya Dari Ditjen Hubla Pangkas Praktek Percaloan dan Perbaikan Citra Pelayanan Publik

  • Bagikan

Buku Pelaut ‘Goes To Campus’, Upaya Ditjen Hubla Pangkas Praktek Percaloan dan Perbaikan Citra Pelayanan Publik

Rakyatsultra , — Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Tanjung Emas Semarang meluncurkan program  Buku Pelaut “Goes To Campus”.

Program tersebut merupakan salah satu upaya KSOP Tanjung Emas untuk memangkas praktek percaloan dalam pembuatan buku pelaut, sekaligus meningkatkan citra positif pelayanan publik pada sektor perhubungan laut.

Dengan sistem “jemput bola” pelayanan Buku Pelaut ke kampus-kampus maupun sekolah-sekolah pelayaran, hal ini meniadakan antrian-antrian pelayanan di kantor KSOP yang rawan untuk dijadikan praktek percaloan dalam percepatan pengurusan dokumen.

KSOP Kelas I Tanjung Emas M Tohir mengungkapkan hal itu dalam diskusi Forum Wartawan Perhubungan (Forwahub) yang bertajuk bertemakan Buku Pelaut “Goes to Campus”, di Semarang, Jumat, 28 Januari 2022 kemarin.

Tohir menjelaskan, program ini dilatarbelakangi adanya program percepatan dan pemangkasan birokrasi pelayanan publik serta kondisi pandemi Covid-19 yang mendorong setiap unit kerja memiliki terobosan dan inovasi agar pelayanan publik dapat terus berjalan namun tetap aman.

Menurut Tohir, sebelum pandemi Covid 19, antrian pelayanan kepelautan di KSOP Tanjung Emas dipadati para taruna/kadet yang akan mengurus buku pelaut sebagai syarat mereka bisa berlayar.

“Program ini bertujuan menghilangkan praktek percaloan dalam pembuatan buku pelaut bagi para taruna/kadet,” ungkap Tohir.

Hingga saat ini program Buku Pelaut Goes to Campus telah masuk di sekolah-sekolah pelayaran yang ada di wilayah Jawa Tengah, antara lain Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang, Politeknik Bumi Akpeni (PBA) Semarang, SMK Akpelni Semarang, SMK Wisudha Karya Kudus, UNIMAR AMNI Semarang dan SMK Pancasila Kartasura.

Pertumbuhan pembuatan buku pelaut dengan program Buku Pelaut Goes to Campus di PIP Semarang terus meningkat. Misalnya tahun 2019 terdapat pembuatan buku pelaut sebanyak 167 buku pelaut yang diterbitkan.

Jumlah itu kemudian meningkat menjadi 392 buku di tahun 2020 dan 339 buku per November 2021.

Selain itu, di PBA Semarang tercatat sebanyak 187 buku pelaut pada tahun 2020 dan meningkat menjadi 222 buku pelaut per November 2021.

Secara nasional, penerbitan Buku Pelaut juga mengalami peningkatan yaitu 228 Buku Pelaut pada tahun 2019, 883 Buku Pelaut pada 2020 dan 927 Buku Pelaut pada tahun 2021.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang Capt. Dian Wahdiana mengapresiasi adanya layanan Buku Pelaut Goes To Campus tersebut.

Sebab menurutnya, setiap taruna taruni PIP Semarang memang memerlukan Buku Pelaut untuk dapat melaksanakan Praktek Kerja Laut (PKL) di atas kapal.

Menurutnya, program itu mampu memberikan pelayanan secara cepat, mudah dan akuntabel kepada para Taruna/Kadet di lembaga pendidikan pelaut, dalam menyiapkan dokumen pelaut lebih dini agar proses PKL (Prala) lebih cepat.

“Kami terus mendorong program Buku Pelaut Goes to Campus ke lembaga pendidikan lainnya, kami akan siapkan target jangka pendek, menengah dan panjang agar kedepannya program ini akan lebih komprehensif menyesuaikan perubahan globalisasi dunia khususnya menuju digitalisasi,” ujar Capt Dian.

Sementara itu, Direktur Perkapalan dan Kepelautan Ditjen Perhubungan Laut, Ahmad Wahid menjelaskan program Buku Pelaut Goes To Campus dapat menyelesaikan masalah dalam proses pembuatan Buku Pelaut oleh para Taruna.

“Dengan adanya program Buku Pelaut Goes To Campus, gak lagi para taruna datang ke kantor kesyahbandaran untuk antri,”ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Plt Dirjen Perhubungan Laut, Arif Toha juga menyampaikan bahwa ia berharap agar kedepannya program serupa dapat dilaksanakan di UPT Direktorat Jenderal Perhubungan Laut di seluruh Indonesia.

Terobosan seperti ini diperlukan dalam rangka meningkatkan kenyamanan, kecepatan layanan dan mengurangi biaya kepada pengguna jasa pelayanan.

“Pelaut itu adalah pekerja kunci yang memiliki peran penting sebagai tulang punggung perekonomian sebuah negara. Untuk itu, Ditjen Perhubungan Laut akan terus mendukung dan memfasilitasi pelayanan bagi pelaut Indonesia,” tegasnya.

  • Bagikan