Inflasi Sultra Juni 2025 Tercatat 2,52 Persen

  • Bagikan

** Beras dan Ikan Masih Jadi Penyumbang Utama

KENDARI — Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara mencatat tingkat inflasi year-on-year (y-on-y) pada Juni 2025 mencapai 2,52 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 109,48. Hal ini diungkapkan Plt. Kepala BPS Sultra, Andi Kurniawan, SST., M.Si., dalam rilis terbarunya, Senin (1/7).

Dari empat kabupaten/kota yang dipantau, inflasi tertinggi tercatat di Kabupaten Konawe sebesar 3,88 persen dengan IHK 111,42. Sementara itu, Kota Kendari mencatat inflasi terendah sebesar 1,47 persen dengan IHK 108,27.

“Inflasi ini terutama didorong oleh kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang naik 4,47 persen. Komoditas penyumbang terbesar masih didominasi beras, aneka ikan segar, dan emas perhiasan,” jelas Andi.

Secara month-to-month (m-to-m), Sultra mengalami inflasi 0,70 persen, sedangkan inflasi year-to-date (y-to-d) hingga Juni 2025 tercatat 2,74 persen.

Beberapa kelompok pengeluaran mengalami kenaikan indeks, di antaranya kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik signifikan sebesar 7,05 persen. Kelompok lain yang juga berkontribusi adalah kelompok kesehatan (2,73 persen), rekreasi dan budaya (2,08 persen), serta penyediaan makanan dan minuman/restoran (2,54 persen).

Sebaliknya, terdapat dua kelompok pengeluaran yang mencatat deflasi y-on-y, yakni kelompok pakaian dan alas kaki turun 0,94 persen serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan turun tipis 0,01 persen.

Menurut BPS, komoditas yang dominan memberi andil inflasi tahunan adalah beras, ikan bandeng/bolu, ikan layang/benggol, ikan selar/tude, kelapa, minyak goreng, dan emas perhiasan. Di sisi lain, bayam, terong, sawi hijau, tomat, serta ikan teri tercatat menjadi penekan inflasi karena harganya mengalami penurunan.

Sementara pada inflasi bulanan, kenaikan harga beras, angkutan udara, tomat, aneka ikan segar, kacang panjang, cabai rawit, serta emas perhiasan mendominasi. Untuk komoditas penekan inflasi bulanan, antara lain angkutan laut, sawi hijau, dan ikan kembung.

Makanan, Minuman, Tembakau: Inflasi tertinggi di kelompok ini 4,47 persen, didorong beras (0,66 persen) dan aneka ikan segar. Pakaian dan Alas Kaki: Mencatat deflasi tahunan 0,94 persen, disumbang penurunan harga sandal kulit wanita dan pakaian bayi. Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga: Naik 0,67 persen, didorong biaya bahan bakar rumah tangga. Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya: Tertinggi dengan kenaikan 7,05 persen, menyumbang andil inflasi 0,55 persen.

“BPS akan terus memantau pergerakan harga komoditas strategis agar pemerintah dapat mengambil kebijakan yang tepat, terutama menjelang periode permintaan tinggi,” kata Andi Kurniawan. RS

  • Bagikan

Exit mobile version