UNAAHA – Dibawah Kepemimpinan Kery Saiful Konggoasa, Kabupaten Konawe menjadi daerah dengan capaian realisasi investasi tertinggi di Sulawesi Tenggara.
Bahkan daerah dengan lumbung beras terbesar se Sulawesi Tenggara (Sultra) ini mampu menduduki peringkat ke-7 nasional dari 514 Kabupaten dan Kota se-Indonesia.
Realisasi investasi di Kabupaten Konawe berada diposisi pertama dengan diangka Rp20 triliun, angka ini jauh meninggalkan semua kabupaten dan kota di Sulawesi Tenggara. Sedangkan urutan kedua ada Konawe Selatan dengan nilai realisasi investasi mencapai Rp2,665 T. Lalu, diurutan ketiga ada Kolaka dengan realisasi investasi senilai Rp1,4 T.
Sementara untuk tingkat nasional, posisi pertama oleh Kabupaten Bekasi diangka Rp43 triliun, diposisi kedua Kota Surabaya diangka Rp29 triliun, menyusul Halmahera Tengah Rp28 triliun.
Selanjutnya, diposisi ke empat Kabupaten Morowali diangka Rp28 triliun, posisi kelima Kabupaten Karawang Rp26 triliun, dan di posisi ke enam Kabupaten Mimika diangka Rp20,6 triliun.
Raupan investasi yang diraih Kabupaten Konawe sendiri terbanyak datang dari Penanaman Modal Asing (PMA) yaitu senilai Rp23,600 triliun, ditambah Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) senilai Rp4,334 triliun.
Nilai investasi yang masuk di Sultra tersebut berasal dari sejumlah negara. Gabungan investasi dari Hongkong dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) mencapai Rp16,297 triliun. Sedangkan investasi lain yang murni dari RRT sendiri mencapai Rp4,71 triliun. Selain itu ada juga investasi dari British Virgin Island dan Belanda yang masing-masing bernilai Rp75,293 miliar dan 32,388 miliar.
Di Sultra, lima perusahaan dengan nilai investasi terbesar di pegang oleh PT Obsidian Stainless Steel (OSS) senilai Rp15 773 triliun. Menyusul PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) senilai Rp4,009 triliun. Lalu PT Sungai Raya Nickel Alloy Indonesia senilai Rp2,364 triliun, PT Kovalen Mining senilai Rp907,85 miliar dan PT Ceria Nugraha Indotama Rp679,861 miliar.
PT OSS dan PT VDNI merupakan dua perusahaan raksasa yang saat ini beroperasi di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe. Keduanya, merupakan penyumbang realisasi investasi terbesar untuk Konawe sejak beberapa tahun terakhir.
Bupati Konawe, Kery Saiful Konggoasa yang ditemui usai menerima penghargaan tersebut sangat mengapresiasi Kementerian Investasi, utamanya Pemerintah Pusat karena ini merupakan bentuk penghargaan atas pengabdian kepada Negara Republik Indonesia.
KSK sapaan akrab bupati dua periode ini, menuturkan, rahasia tingginya realisasi investasi di Kabupaten Konawe yakni Pemda Konawe tidak mempersulit masuknya investor, Ia sendiri mengaku, tidak banyak memberikan syarat selagi yang dilakukan investor masuk dalam koridor aturan yang ada.
“Kuncinya itu, permudah ketika investasi masuk. Jangan investor baru masuk, sudah minta ini dan itu. Biarkan mereka berkembang dan setelah itu barulah kita minta hak daerah,” jelasnya.
Salah satu contoh konkrit yang bisa dipetik dari masuknya investasi ke daerah adalah terbukanya lapangan kerja baru. Di Konawe, angka pengangguran atau pencari kerja cenderung menurun. Contoh lainnya adalah serapan pajak.
Baru baru ini perusahaan industri PT OSS baru saja menyetorkan Pajak Penerangan Jalan (PPJ) non listrik ke kas daerah senilai Rp61 M. Jumlah tersebut belum termasuk PPJ non listrik yang akan disetor dari PT VDNI pada tahun ini.
“Dengan Investasi yang masuk, angka pertumbuhan ekonomi tinggi, sehingga berdampak kepada kesejahteraan rakyat. Ekonomi rakyat berputar, lapangan pekerjaan tersedia. Rahasianya, kita tidak persulit investor, dan kami kerja sama dengan pihak berwajib terkait untuk menjaga keamanan di Kabupaten Konawe,” pungkas Ketua Harian Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) Sultra ini. (cr2/b/aji)