UNAAHA – Pemerintah Kabupaten Konawe menegaskan komitmennya dalam membangun tata kelola pemerintahan yang akuntabel dan berbasis data. Kamis (7/8/2025), Bupati Konawe H. Yusran Akbar, ST memimpin rapat strategis bersama Badan Pusat Statistik (BPS) Konawe guna membahas arah kebijakan ekonomi dan pengendalian inflasi.
Rapat yang berlangsung di Ruang Rapat Bupati itu dihadiri oleh Sekda Konawe Dr. Ferdinand Sapan, para kepala SKPD, serta tim ahli dari BPS. Dalam kesempatan tersebut, BPS juga menyampaikan hasil pembinaan statistik sektoral dan pelaksanaan program Desa/Kelurahan Cinta Statistik (Cantik) di Kelurahan Sendang Mulya Sari.
Kepala BPS Konawe, Siti Maswiah, SE., M.S., memaparkan data makroekonomi 2024 yang menunjukkan Kabupaten Konawe sebagai motor pertumbuhan ekonomi tertinggi di Sulawesi Tenggara, dengan capaian 11,82 persen. Pertumbuhan itu didorong kuat oleh sektor industri pengolahan yang tumbuh 19,57 persen dan menyumbang 52,12 persen terhadap PDRB Konawe.
“Transformasi industri logam dasar seperti nikel dan stainless steel menjadi penggerak utama,” jelas Siti.
Bupati Yusran menekankan pentingnya penggunaan data dalam seluruh proses pengambilan keputusan.
“Data bukan hanya angka. Ini adalah fondasi dalam menyusun arah kebijakan. Kita tidak bisa terus-menerus hanya mengandalkan APBD dan DAU. Konawe harus menjadi daerah yang menarik bagi investasi,” ujar Yusran.
Dalam rapat tersebut, Yusran juga menyinggung beberapa program prioritas, salah satunya pembangunan Pasar Induk Pangan yang ditargetkan mulai beroperasi pada 2026. Pasar ini dirancang untuk menjangkau distribusi hingga Kota Kendari, Kawasan Industri Morosi, dan Morowali (Sulteng), serta memperkuat stabilitas harga pangan dan ekonomi kerakyatan.
“Pasar ini bukan hanya soal transaksi, tetapi menyangkut daya beli petani dan penguatan ekonomi rakyat,” imbuhnya.
Di sektor pertanian, produksi padi tahun 2024 mencapai 216.342 ton dari 48.743 hektare luas panen. Pemkab juga memperluas pemasaran hasil pertanian, salah satunya melalui kerja sama pengiriman beras ke Wakatobi. Sementara di sektor hortikultura, program pengembangan buah unggulan tengah digalakkan di enam kecamatan, termasuk Tongauna, Abuki, dan Latoma.
Namun di sisi lain, rapat juga menyoroti tantangan serius, seperti potensi inflasi akibat gangguan pasokan pangan. Untuk itu, Pemkab berencana membangun pabrik pakan ternak berbasis jagung lokal sebagai solusi jangka panjang.
“Kita harus perkuat dari hulu. Jika petani jagung sejahtera, maka peternak ayam pun stabil. Harga pangan otomatis terkendali,” tegas Bupati.
Dari sisi pembangunan manusia, BPS mencatat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Konawe mencapai 74,50 (kategori tinggi), dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurun menjadi 2,95 persen. Namun, persentase penduduk miskin justru naik dari 13,02 persen (2023) menjadi 13,25 persen (2024) atau setara 33.990 jiwa.
Koefisien Gini berada di angka 0,309, menunjukkan ketimpangan sosial masih pada level sedang. Sementara Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) tercatat 68,03 persen.
Jumlah penduduk Konawe pada 2024 mencapai 267.139 jiwa. Kecamatan Unaaha menjadi wilayah terpadat dengan kepadatan 829 jiwa/km², sementara Kecamatan Latoma justru mengalami pertumbuhan penduduk negatif—yang menjadi perhatian dalam penyusunan peta pembangunan ke depan.
“Angka-angka ini hanya berarti jika berdampak nyata: lapangan kerja terbuka, harga pangan stabil, dan kesejahteraan meningkat,” tandas Yusran.
Rapat ini sekaligus menjadi langkah awal penyusunan RPJMD Konawe 2025–2029, yang menitikberatkan pada pemerataan pembangunan, penguatan ekonomi lokal, dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Pemkab Konawe bertekad menjadikan data sebagai senjata utama dalam menata masa depan yang lebih berdaya saing, adil, dan berkelanjutan.RS