KENDARI – Sebuah inovasi berbasis teknologi kembali lahir dari lingkungan akademik Universitas Muhammadiyah Kendari (UMKendari). Dwi Ophi Ramadhan, alumni Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi (PTI) UMKendari angkatan 2021, berhasil mengembangkan sebuah sistem absensi mobile yang diberi nama “myUMK”. Aplikasi ini merupakan bagian dari skripsinya yang kini resmi digunakan oleh tenaga kependidikan di lingkungan kampus UMKendari.
Inovasi ini berangkat dari keprihatinan terhadap sistem presensi manual yang dinilai kurang efisien dan tidak optimal, khususnya dalam hal kepraktisan dan akurasi pencatatan kehadiran pegawai. Sistem sebelumnya kerap mengalami hambatan seperti antarmuka yang tidak responsif pada perangkat seluler hingga proses pencatatan kehadiran yang memakan waktu lama.
“Pengembangan sistem ini berangkat dari kebutuhan riil yang saya lihat di lingkungan kampus, terutama dalam hal efisiensi dan kepraktisan absensi pegawai,” ujar Dwi saat mempresentasikan aplikasinya di hadapan jajaran tenaga kependidikan UMKendari, Rabu (23/7) di Ruang Teleconference kampus.
Dengan pendekatan mobile-first, aplikasi “myUMK” didesain agar dapat diakses dengan mudah melalui perangkat smartphone. Tidak hanya itu, aplikasi ini juga telah dilengkapi fitur integrasi ke sistem informasi kampus yang memungkinkan pencatatan dan rekapitulasi kehadiran secara otomatis dan real-time.
Kampus menyambut baik penerapan aplikasi ini. Terhitung sejak hari ini, seluruh tenaga kependidikan UMKendari telah mulai menggunakan sistem tersebut sebagai alat absensi resmi. Diharapkan, sistem ini tidak hanya mempercepat proses administrasi, tetapi juga meminimalisasi potensi kesalahan pencatatan serta meningkatkan transparansi pengelolaan data kepegawaian.
Wakil Rektor II UMKendari bidang Administrasi dan Keuangan, dalam sambutannya, mengapresiasi langkah inovatif tersebut. Ia menyebut aplikasi ini sebagai wujud nyata kontribusi mahasiswa dalam mendukung transformasi digital kampus.
“Kami sangat bangga dengan capaian alumni kami. Ini membuktikan bahwa karya ilmiah mahasiswa bukan sekadar tugas akademik, tetapi juga bisa menjadi solusi nyata untuk institusi,” ujarnya.
Lebih lanjut, pengembangan “myUMK” juga dinilai sejalan dengan tren digitalisasi yang tengah digencarkan oleh banyak institusi pendidikan tinggi di Indonesia. Aplikasi ini diharapkan menjadi pionir dan inspirasi bagi mahasiswa lainnya dalam menciptakan teknologi berbasis kebutuhan nyata di lapangan.
Dwi sendiri berharap sistem ini terus mengalami penyempurnaan, baik dari segi fitur, kenyamanan pengguna, hingga keamanan data.
“Saya berharap aplikasi ini tidak berhenti di sini. Masih banyak potensi pengembangan, termasuk fitur notifikasi, analitik kehadiran, dan integrasi absensi dengan kinerja pegawai,” imbuhnya. RS