Mendagri: Negara Besar harus Punya ASN yang Profesional

  • Bagikan


JAKARTA – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengatakan negara besar harus mempunyai tiga unsur, yakni militer yang kuat, polisi dan intelijen yang kuat, serta, aparatur sipil negara (ASN) yang profesional.

Hal tersebut disampaikan Tito saat pelantikan Pamong Praja Muda Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Angkatan XXXII Tahun 2025 yang digelar di kampus IPDN, Jatinagor, Sumedang, Jawa Barat, Senin.

“Negara-negara besar yang bisa bertahan di atas 200 tahun itu selalu ditemukan tiga unsur. Unsur pertama adalah adanya militer yang kuat untuk menjaga negara dari gangguan luar negeri, kepolisian dan intelijen yang kuat untuk menjaga keamanan ketertiban dalam negeri, serta aparatur sipil negara yang profesional agar dapat menjalankan administrasi pemerintahan secara efektif dan efisien,” kata Tito.

Tito menjelaskan dalam konteks tersebut, IPDN mempunyai peran yang sangat penting karena alumni IPDN akan menjadi salah satu dari tiga pilar tersebut dan juga sangat diharapkan untuk menjadi aparatur sipil negara yang profesional.

“Karena IPDN lulusannya diharapkan akan dapat menjadi motor penggerak sekaligus agen perubahan (6:07) untuk menciptakan para ASN yang profesional untuk menjalankan administrasi pemerintahan negara yang besar ini, baik pusat maupun daerah, 38 provinsi, 98 kota, 416 kabupaten,” ujarnya.

Lebih lanjur, Tito mengatakan tidak mudah mengelola administrasi pemerintahan di Indonesia, oleh karena itu program pendidikan di IPDN tidak hanya soal akademik, namun juga karakter serta kondisi fisik yang prima untuk siap ditempatkan di berbagai penjuru negeri.

“Juga ada nilai atau penilaian untuk mental, ideologi, karakter, pembangunan karakter serta juga kemampuan fisik yang prima untuk bekerja di semua medan yang ada di Indonesia. Kita ada pulau, ada gunung, ada kota, ada desa, ada hutan dan semua harus siap untuk ditempatkan di semua medan tersebut,” kata Tito.

Dalam kesempatan itu, Tito juga menyampaikan permohonan maaf mewakili Presiden Prabowo Subianto yang tidak bisa menghadiri pelantikan para Pamong Praja IPDN.

Presiden awalnya dijadwalkan untuk memberikan pengarahan dalam pelantikan tersebut, namun rencana tersebut tidak bisa terlaksana karena Presiden harus menjalankan tugas kenegaraan menyambut kedatangan Perdana Menteri Malaysia Datuk Sri Anwar Ibrahim.

“Sampai dengan kemarin pagi, beliau masih tetap konsisten untuk hadir dan kemudian sore hari kita berkabar bahwa beliau akan mendapatkan kunjungan yang sangat penting yaitu Perdana Menteri Malaysia Datuk Sri Anwar Ibrahim yang akan datang ke Indonesia,” ujarnya.

Akhir kata Tito mendoakan agar para Pamong Praja muda tersebut diberikan kekuatan untuk mengemban tugas untuk menjalankan roda pemerintahan.

“Saya doakan adik-adik semua nanti dapat sukses di lapangan, sukses belajar, dan terakhir tentunya kita doakan bahwa Presiden kita terus diberikan kekuatan, kesehatan kemudahan petunjuk dari Allah SWT untuk dapat terus memimpin bangsa Indonesia untuk maju menjadi negara yang maju Indonesia Emas tahun 2045,” tuturnya.
Muhammad Tito Karnavian mengimbau alumni Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) untuk bekerja secara profesional dan berpegang teguh pada keilmuan, serta harus punya kemampuan berpikir ilmiah yang berbasis pada data dan teori-teori yang telah teruji.

Tito berpesan agar alumni IPDN yang merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) dapat bekerja berdasarkan keilmuan, termasuk dalam menyusun kebijakan.

“Oleh karena itulah, selama empat tahun dididik di IPDN ini adik-adik yang dilantik ini harus siap dengan kemampuan sebagai seorang praktisi di lapangan, tapi juga memiliki kemampuan intelektual sebagai ilmuwan dengan kemampuan metodologi yang diajarkan,” katanya. RS

  • Bagikan