Dr Zanuriah Peran Ibu Cetak Generasi Masa Depan Sehat

  • Bagikan

BAUBAU – Sebanyak 90-an warga Kecamatan Kokalukuna, Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara menunjukkan antusiasme tinggi saat mengikuti kegiatan Fasilitasi Pembinaan Pengembangan dan Penguatan Penyiapan Pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) yang digelar pada Kamis, 24 Juli 2025.

Kegiatan ini difasilitasi oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Provinsi Sultra bekerjasama dengan Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tenggara.

Bertempat di Aula Kantor Kecamatan Kokalukuna, kegiatan ini diikuti seratus persen peserta perempuan, yang terdiri dari ibu hamil, ibu menyusui, serta ibu dari anak bawah dua tahun (baduta).

Kepala DP3APPKB Provinsi Sultra, Dr. Dra. Zanuriah, M.Si., hadir langsung bersama timnya. Dalam sambutannya, doktor lulusan Universitas Halu Oleo itu menekankan pentingnya peran ibu dalam mencetak generasi masa depan yang sehat, berkualitas, dan bebas dari stunting.
“Kegiatan ini bukan sekadar sosialisasi biasa. Ini adalah bentuk komitmen kita bersama dalam menyelamatkan generasi Sulawesi Tenggara sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun. Masa 1000 HPK sangat menentukan kualitas anak di masa depan,” ujar Zanuriah.

Selain Kepala DP3APPKB, turut hadir pula sebagai narasumber Dr. H. Mustakim, M.Si dari Perwakilan BKKBN Sultra, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Baubau, serta perwakilan dari Dinas Kesehatan Kota Baubau. Keempat narasumber ini berkolaborasi secara terpadu dalam menyampaikan materi serta berdiskusi aktif dengan para peserta.

Kecamatan Kokalukuna sendiri saat ini memiliki 1.778 keluarga berisiko stunting (KRS), di mana sebanyak 436 keluarga telah diverifikasi dan divalidasi. Camat Kokalukuna, Muslidin, mengungkapkan pihaknya siap mendukung penuh upaya intervensi dan pendampingan terhadap keluarga-keluarga tersebut.

“Sinergi antarinstansi sangat dibutuhkan untuk memastikan semua keluarga berisiko mendapat edukasi dan pelayanan yang tepat,” katanya.
Berdasarkan data BKKBN, Provinsi Sulawesi Tenggara menargetkan intervensi terhadap lebih dari 15.000 keluarga berisiko stunting sepanjang tahun 2025. Kegiatan di Kokalukuna ini menjadi bagian penting dari upaya massif tersebut, yang bertujuan untuk menekan prevalensi stunting di daerah melalui edukasi dini dan pendekatan berbasis keluarga.

Dengan semangat kolaborasi dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan target penurunan stunting di Sulawesi Tenggara dapat tercapai dan menghasilkan generasi yang lebih sehat dan unggul di masa mendatang. RS

  • Bagikan