- Untuk Duta Literasi Keuangan Mahasiswa di Universitas Lakidende
KENDARI – Dalam rangka mendukung Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Tenggara menyelenggarakan kegiatan Training of Trainers (ToT) bagi para duta literasi keuangan segmen mahasiswa. Kegiatan ini dilaksanakan di Universitas Lakidende, Konawe, dengan melibatkan lebih dari 130 peserta yang terdiri dari mahasiswa dan civitas akademika kampus.
GENCARKAN merupakan inisiatif nasional yang bertujuan meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia. Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025, diketahui bahwa indeks literasi keuangan nasional baru mencapai 66,46%, sedangkan inklusi keuangan berada di angka 80,51%. Kesenjangan ini menunjukkan perlunya edukasi yang masif kepada masyarakat terkait pemahaman produk dan layanan jasa keuangan.
Menjawab tantangan tersebut, OJK melalui program OJK PEDULI (Penggerak Duta Literasi Keuangan Indonesia), menggandeng generasi muda, khususnya mahasiswa, sebagai agen perubahan yang mampu mengedukasi masyarakat secara luas dan merata.
Kegiatan ToT kali ini terselenggara atas kolaborasi OJK Sultra dan PT BPR Bahteramas Konawe (Perseroda). Dalam pelatihan tersebut, peserta dibekali dengan berbagai materi penting seperti pengenalan OJK, industri jasa keuangan, strategi pengelolaan keuangan pribadi yang sehat, serta kewaspadaan terhadap aktivitas keuangan ilegal yang kian marak di era digital.
Kepala Bagian Pengawasan PEPK dan LMSt OJK Sultra, Shintia Wijayanti Putri Purnamasari, dalam sambutannya menyampaikan bahwa mahasiswa merupakan ujung tombak dalam menyampaikan edukasi keuangan di tengah masyarakat. “Mahasiswa perlu memiliki kesadaran akan pentingnya pengelolaan keuangan pribadi agar tidak terjebak dalam fenomena over consumerism dan gaya hidup berlebihan. Selain itu, dengan literasi yang baik, mereka juga akan mampu menghindari berbagai modus penipuan keuangan digital,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia mengingatkan berbagai jenis penipuan yang tengah marak, seperti impersonation atau pemalsuan identitas, investasi dengan tugas tertentu (seperti klik iklan), penawaran investasi kripto ilegal, robot trading berbasis AI, fake SMS masking, hingga pemalsuan bukti transfer menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Pihak Universitas Lakidende pun menyambut baik kegiatan ini. Dalam sambutannya, perwakilan kampus menyampaikan apresiasi tinggi kepada OJK dan BPR atas terselenggaranya kegiatan ToT. “Kami berharap mahasiswa dapat menjadi agen literasi di lingkungan keluarga dan masyarakat, serta membantu mengurangi dampak kejahatan keuangan seperti pinjaman online ilegal, investasi bodong, dan judi daring,” ujar perwakilan universitas.
Antusiasme peserta terlihat tinggi selama pelatihan berlangsung. Banyak mahasiswa aktif berdiskusi dan mengajukan pertanyaan, seperti peran dan fungsi OJK dalam perlindungan konsumen serta cara membedakan antara pinjol ilegal dan pinjaman daring yang sah.
Menutup kegiatan, Shintia kembali menekankan pentingnya peran duta literasi keuangan dalam menyebarkan informasi yang telah didapat. “Kami berharap para mahasiswa yang hadir dapat mengedukasi masyarakat di sekitarnya agar bijak menggunakan layanan keuangan dan waspada terhadap berbagai bentuk kejahatan finansial. Selain itu, pelaksanaan kegiatan edukasi juga akan dimonitor melalui pelaporan resmi kepada OJK,” jelasnya.
Melalui kegiatan ini, OJK Sultra optimis akan tercipta ekosistem masyarakat yang lebih sadar dan cerdas dalam mengelola keuangan, serta lebih tanggap terhadap potensi kejahatan di sektor jasa keuangan. RS