Pemkot Kendari Siapkan 3 Ton Beras SPHP Buat Warga

  • Bagikan

KENDARI– Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari melalui Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang), menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) di halaman Balai Kota Kendari, yang berlangsung mulai Senin (21/7/2025).

Pasar murah ini menjadi angin segar bagi warga Kota Kendari yang sejak beberapa bulan terakhir dibayangi lonjakan harga bahan pokok.

GPM direncanakan akan berlangsung selama empat hari dan terbuka untuk umum, dengan melibatkan 11 distributor lokal serta Bulog Sulawesi Tenggara yang menyuplai beras dalam program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Kendari, Abdul Rauf, mengungkapkan bahwa untuk hari pertama, pihaknya menyiapkan sekitar 3 ton beras SPHP, masing-masing dikemas 5 kg dengan harga terjangkau.

“Sesuai instruksi pemerintah, setiap orang hanya bisa mendapatkan dua pax atau 10 kg beras. Ini untuk menjaga distribusi merata. Kalau antusias masyarakat tinggi, kita siap tambah stok,” ujarnya saat meninjau langsung kegiatan GPM.

Harga beras SPHP yang ditawarkan pun sangat kompetitif, hanya Rp58 ribu per 5 kg, jauh lebih rendah dibanding harga pasaran yang kini tembus Rp70 ribu hingga Rp80 ribu per 5 kg.

Program ini diharapkan bisa membantu masyarakat menekan pengeluaran rumah tangga di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya stabil.

Tak hanya beras, GPM juga menyediakan kebutuhan pokok lainnya seperti gula pasir, minyak goreng, telur ayam, hingga sayuran segar.

Semua bahan pokok ini dijual dengan harga di bawah pasaran, menjadikan GPM sebagai opsi favorit masyarakat untuk berbelanja hemat.

Menurut Abdul Rauf, kegiatan ini merupakan bagian dari strategi Pemkot Kendari dalam menjaga ketahanan pangan dan pengendalian inflasi daerah.

Ia menyebut, hingga pelaksanaan GPM di Balai Kota kali ini, pihaknya telah melaksanakan 38 titik GPM di berbagai wilayah Kota Kendari.

“Kami masih akan melanjutkan GPM ke kelurahan-kelurahan lainnya agar lebih dekat dengan masyarakat. Ini bukan event sesaat, tapi berkelanjutan hingga akhir tahun 2025,” jelasnya. RS

  • Bagikan