Polda Sultra Gandeng Dikbud Cegah Aksi Perundungan di Sekolah

  • Bagikan

Kendari – Direktorat Pembinaan Masyarakat (Dit Binmas) Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra) menggandeng Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) untuk mencegah aksi perundungan di sekolah Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Direktur Binmas Polda Sultra Kombes Pol Antonius Danang Heruwibowo melalui Subdit Bintibsos AKP Muhammad Basuni saat ditemui di Kendari, Rabu, mengatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Dikbud untuk meningkatkan intensitas sosialisasi dan pencegahan dini terhadap kasus perundungan di sekolah se-Kota Kendari.

“Koordinasi ini merupakan langkah awal yang penting dalam membangun kemitraan antara Polri dan dunia pendidikan, guna menciptakan iklim belajar yang aman, nyaman, dan terbebas dari kekerasan,” kata Muhammad Basuni.

Dia menyebutkan bahwa keterlibatan aktif Dinas Pendidikan dan seluruh sekolah di Kota Kendari ini menjadi sangat penting untuk bersama-sama melakukan pencegahan sejak dini terhadap kasus perundungan.

Terlebih lagi, jika pencegahan tersebut dilakukan dengan berkelanjutan oleh pihak sekolah masing-masing untuk terus mengingatkan kepada para murid agar tidak menjadi pelaku perundungan.

“Kami berharap sinergi ini bisa menjadi fondasi kuat untuk mencegah perilaku bullying (perundungan) sejak dari bangku sekolah. Anak-anak adalah masa depan bangsa yang harus dilindungi dari segala bentuk kekerasan,” ujarnya.

Muhammad Basuni mengungkapkan dalam pertemuan dengan pemerintah, Dikbud sangat antusias menyambut kerjasama tersebut untuk menjalankan sosialisasi bersama dengan pihak kepolisian di sekolah-sekolah.

“Pihak Dinas Pendidikan Kota Kendari menyambut baik inisiatif ini dan menyatakan komitmennya untuk mendukung kegiatan sosialisasi yang akan dijalankan oleh Dit Binmas Polda Sultra di sekolah-sekolah,” ungkap Muhammad Basuni.

Dia menambahkan dengan koordinasi ini, pihaknya berharap akan lahir program kolaboratif yang berdampak langsung pada peningkatan kesadaran dan kepedulian siswa, guru, serta orang tua terhadap pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang bebas dari perundungan. ANT

  • Bagikan

Exit mobile version