KENDARI– SMA Negeri 4 Kendari secara resmi menegaskan bahwa pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Ajaran 2025/2026, pihaknya tidak akan lagi melakukan penambahan maupun penerimaan siswa baru untuk kelas X. Kuota yang disediakan sekolah telah terisi penuh sebanyak 540 siswa, tersebar di 15 rombongan belajar (rombel), dengan masing-masing rombel diisi 36 siswa.
Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala SMAN 4 Kendari, Liyu, S.Pd., M.Pd., di sela-sela kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Ia menjelaskan bahwa langkah ini diambil untuk menjaga kualitas pembelajaran serta menyesuaikan dengan daya tampung sekolah.
“Kuota kelas X sudah terisi penuh, total 540 siswa dengan 15 rombel yang masing-masing berisi 36 siswa. Mohon kepada masyarakat agar tidak tergiur jika ada oknum yang menjanjikan bisa membantu masuk SMAN 4 Kendari. Itu tidak benar. Kapasitas kami sudah maksimal sesuai usulan yang diajukan ke pusat,” tegas Liyu.
Liyu juga menyoroti maraknya isu penipuan berkedok ‘jalur belakang’ dengan memanfaatkan situasi PPDB. Menurutnya, tidak sedikit orang tua calon siswa yang melapor ke pihak sekolah setelah merasa dirugikan oleh oknum tak bertanggung jawab yang mengatasnamakan sekolah.
“Biasanya setelah anaknya tidak lolos, mereka datang melapor bahwa sebelumnya sudah membayar ke pihak tertentu yang menjanjikan bisa masuk. Kami ingatkan, jangan pernah percaya dengan modus seperti itu. Kalau ada yang mencoba, harap direkam komunikasi atau buktinya agar oknum tersebut bisa diproses hukum,” katanya.
Ia menegaskan, penerimaan siswa di SMAN 4 Kendari murni dilakukan sesuai prosedur resmi dan asas keadilan tanpa praktik suap-menyuap.
“Semua siswa punya hak yang sama untuk sekolah selama persyaratan dan dokumen lengkap. Tidak ada jalur lobi. Ini juga untuk mendukung misi pemerintah pusat agar pendidikan dapat diakses secara adil,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Sekolah juga mengajak orang tua untuk berkolaborasi mendukung keberhasilan pendidikan anak-anak. Ia menekankan bahwa tanggung jawab pendidikan bukan hanya di sekolah, tetapi juga menjadi kewajiban orang tua di rumah.
“Kami hanya mendampingi anak-anak mulai pukul 06.30 pagi sampai 15.30 sore. Setelah itu, orang tua punya peran penting untuk membina mereka di rumah. Harapannya kita punya visi yang sama untuk mencetak generasi yang sukses,” ujarnya.
Sementara itu, pada MPLS tahun ini, pihak sekolah menekankan pengenalan budaya sekolah yang ramah, anti-kekerasan, serta mengenalkan pola pembelajaran di SMAN 4 Kendari. Bahkan, sekolah membuka dua kelas unggulan bagi siswa dengan kemampuan akademik lebih baik, tanpa membedakan layanan pendidikan pada kelas lainnya.
“Tahun ini kami juga menambah tiga kelas baru, dari sebelumnya 12 rombel menjadi 15 rombel. Ada juga kelas unggulan yang dipersiapkan secara khusus, dengan guru-guru terbaik untuk membina siswa agar lebih siap berkompetisi. Namun layanan kepada semua kelas tetap sama,” tambahnya.
Di akhir keterangannya, Liyu berharap masyarakat dapat menyebarkan informasi ini secara luas agar tidak ada lagi korban penipuan oknum yang mengaku bisa ‘meluluskan’ anak masuk SMAN 4 Kendari. Ia juga mengimbau para siswa baru agar selalu menjaga kesehatan, menaati tata tertib sekolah, dan segera melaporkan jika menemukan tindakan kekerasan di lingkungan sekolah.
“Mari kita jaga bersama lingkungan belajar yang sehat, aman, dan nyaman. Jika ada tindakan kekerasan, laporkan segera agar kami bisa menanganinya dengan cepat,” pungkasnya. RS