DKP Ungkap Penyebab Kenaikan Harga Beras

  • Bagikan

BUTON UTARA – Pemerintah Kabupaten Buton Utara (Butur) melalui Dinas Ketahanan Pangan menanggapi terjadinya kenaikan beras dan cabai keriting yang dikeluhkan sejumlah masyarakat setempat beberapa hari ini.

Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan Butur, Sadariah, ada beberapa faktor menjadi penyebab utama melonjaknya harga dua komoditas tersebut. Seperti kondisi cuaca ekstrem, kerusakan infrastruktur jalan, dan pergeseran pola tanam petani menjadi pemicu utama.

“Banyak hal yang menyebabkan kenaikan harga beras. Pertama, curah hujan yang tinggi mengakibatkan banjir di berbagai wilayah. Kedua, kondisi jalan yang rusak membuat distribusi barang terhambat. Para pedagang yang biasa memasok bahan pangan ke Butur mengalami kesulitan, sehingga pasokan di pasar menurun. Sementara itu, daya beli masyarakat tetap tinggi. Ini yang menyebabkan harga beras naik,” beber Sadaria.

Sadaria juga menyebutkan faktor lain yang turut menjadi penyebab kenaikan harga beras. Yakni, terjadinya pergesaran tanaman yang ditanam di masyarakat.

“Mayoritas petani di Butur saat ini lebih memilih membudidayakan tanaman Nilam ketimbang padi. Kondisi lahan pertanian kita saat ini banyak ditanami Nilam, sehingga hanya sebagian kecil petani yang menanam padi. Akibatnya, produksi beras lokal menurun,” akunya.

Sadaria berharap, keputusan pemerintah pusat yang telah membuka kembali distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) bisa mengatasi kelangkaan dan harga beras di Butur.

“Selama beberapa bulan terakhir, distribusi beras SPHP dihentikan oleh Badan Pangan Nasional. Namun, Alhamdulillah hari ini blokirnya sudah dibuka. Kita tinggal menunggu pendistribusiannya di pasar dalam waktu dekat,” tambahnya.

Sementara itu, lanjut Sadaria, terkait kenaikan harga cabai keriting, Sadaria menyebutkan bahwa komoditas tersebut tidak dibudidayakan di Butur.

“Cabai keriting kita ambil dari luar daerah, sehingga harganya cenderung tinggi,” katanya.

Sadaria menegaskan, pihaknya terus berupaya memberikan edukasi dan motivasi kepada para petani agar tidak meninggalkan tanaman pangan.

“Kami terus memberikan informasi yang positif kepada petani. Meskipun menanam nilam, jangan lupakan tanaman pangan karena itu kebutuhan pokok masyarakat,” imbuhnya. RS

  • Bagikan