Gerakkan Perhutanan Sosial untuk Ketahanan Pangan

  • Bagikan

KONAWE – Polres Konawe bersama Pemerintah Kabupaten Konawe memulai langkah strategis dalam mendorong swasembada pangan nasional melalui penanaman jagung serentak di kawasan Perhutanan Sosial, Rabu (9/7).

Kegiatan ini dipusatkan di lahan Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP) Wawotobi dan menandai sinergi lintas sektor demi pertanian berkelanjutan.

Hadir langsung dalam kegiatan tersebut Kapolda Sultra Irjen Pol Didik Agung Widjanarko, didampingi Wakapolda, Danrem 143/Halu Oleo, serta jajaran pimpinan TNI-Polri lainnya. Dari unsur pemerintah, hadir Sekda Provinsi Sultra Drs Asrun Lio, mewakili Gubernur, Kajari Konawe Dr Musafir Menca, Kapolres Konawe AKBP Noer Alam, Ketua DPRD Konawe I Made Asmaya, dan Sekda Konawe Dr Ferdinand mewakili Bupati Konawe H Yusran Akbar.

Penanaman jagung serentak ini merupakan bagian dari pengelolaan lahan perhutanan sosial seluas 49,5 hektare, yang diharapkan mampu menciptakan keseimbangan antara produktivitas pertanian dan pelestarian lingkungan.

Dalam sambutan Gubernur Sultra yang dibacakan Sekda, disampaikan apresiasi atas kolaborasi kuat antara TNI, Polri, dan pemerintah daerah dalam mendukung ketahanan pangan.

“Ini bukan sekadar tanam jagung. Ini adalah simbol komitmen bersama mewujudkan kemandirian pangan, menjaga hutan, dan menyejahterakan masyarakat,” tegasnya.

Gubernur menyebut, pemanfaatan perhutanan sosial untuk pertanian produktif menjadi strategi penting dalam menyelaraskan peningkatan ekonomi masyarakat dengan pelestarian lingkungan. Program ini juga menjadi bagian dari implementasi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, terutama pada misi kemandirian bangsa melalui swasembada pangan dan energi.

“Jika seluruh potensi ini dioptimalkan, Sulawesi Tenggara dapat menjadi lumbung pangan baru Indonesia,” tambahnya.

Ia menegaskan bahwa sektor pertanian menjadi fokus utama pembangunan daerah di bawah kepemimpinannya bersama Wakil Gubernur Hugua. Keduanya menargetkan percepatan produksi pangan strategis seperti jagung, padi, dan hortikultura untuk memperkuat ketahanan pangan daerah.

Selain itu, program ini diharapkan memberi dampak nyata terhadap kesejahteraan petani, stabilitas pangan lokal, serta memperkuat peran masyarakat dalam menjaga kelestarian kawasan hutan.

“Pemerintah tak bisa berjalan sendiri. Semua pihak TNI-Polri, swasta, akademisi, dan masyarakat harus bergandengan tangan,” tutupnya.

Kegiatan ini menjadi titik awal pengelolaan perhutanan sosial secara produktif di Konawe, dengan jagung sebagai komoditas unggulan. Sinergi ini diharapkan mampu menjadi contoh nasional dalam menciptakan sistem pertanian yang berdaya saing, berkelanjutan, dan berbasis masyarakat. RS

  • Bagikan