Pasien Kecewa Pelayanan Pegawai Puskesmas Rumbia

  • Bagikan

RUMBIA – Derita yang dialami salah satu pasien sakit gigi di Puskesmas Rumbia kecewa dengan pelayanan pegawai Puskesmas, dimana dirinya punya harapan untuk pulih dari penyakit yang dideritanya malah penyakit baru yang datang yaitu sakit hati.

Salah satu pasien tersebut bernama Temon (42) warga Kecamatan Rameroro Kabupaten Bombana. Menurut ceritanya Rabu pagi, 2 Juli 2025, menjadi titik awal penderitaannya. Semalaman tak bisa tidur karena denyutan tajam di gusi belakang. Rasanya seperti ada palu yang terus menghantam setiap detik. Akibatnya, ia bangun kesiangan dan terburu-buru bersiap menuju Puskesmas Rumbia.

“Tujuan saya jelas memeriksakan gigi dan meminta surat rujukan ke RSUD Tanduale. Namun harapan segera pupus. Saya tiba di Puskesmas pada pukul 12.30 Wita, petugas piket dengan santai mengatakan bahwa pelayanan sudah tutup. Ia menyarankan saya kembali esok hari antara pukul 08.00 hingga 11.00. Padahal, menurut informasi dari Dinas Kesehatan Bombana, waktu pelayanan seharusnya berlangsung hingga pukul 13.00 Wita. Saya hanya bisa terdiam. Antara kesal dan berusaha memahami tugas petugas di lapangan, saya akhirnya pulang tanpa hasil,” cerita warga Rameroro ini.

Lebih lanjut dia menuturkan, malam berikutnya, derita berlanjut. Setiap kali mengunyah makanan, denyutan gigi menyergap tanpa ampun. Dari pukul 00.00 hingga fajar, rasa sakit tak kunjung mereda.

“Saya bertekad tak akan melewatkan kesempatan esok harinya. Maka saya memutuskan untuk tak tidur dan langsung menuju puskesmas saat pagi menjelang,” ucapnya.
Namun tubuh tak bisa diajak kompromi, lanjutnya, karena lelah, dia pun tertidur dan bangun pukul 10.30 Wita. Seketika itu bersiap dan meluncur ke Puskesmas Rumbia.
“Saya tiba tepat pukul 11.00. Masih dalam rentang waktu pelayanan, saya pikir kali ini semuanya akan berjalan lancar. Tapi lagi-lagi, realita menampar harapan. Petugas piket menyampaikan bahwa pelayanan gigi telah ditutup lebih awal karena jumlah pasien sudah terlalu banyak dan salah satu alat pemeriksaan gigi mengalami kendala,” ujar Temon sembari memaparkan alasan pihak Puskesmas.

Mendengar alasan itu, ia tidak terima karena alasan yang terasa ganjil, apalagi jika dibandingkan dengan standar pelayanan publik.

“Akhirnya, saya pulang dengan hati berat. Tanpa pemeriksaan, tanpa rujukan, dan tentu saja, dengan rasa sakit yang masih bercokol di mulut. Dalam perjalanan pulang, saya tak bisa menahan pikiran. Seburuk inikah layanan kesehatan dasar di daerah? Bagaimana jika ini menimpa warga yang tidak punya akses ke informasi, atau orang tua renta yang tak mampu mondar-mandir ke puskesmas? Apakah mereka akan diperlakukan dengan alasan yang sama alat rusak atau pasien sudah terlalu banyak,” ujar Temon dengan wajah kesal.

Saat di Konfirmasi Kepala Puskesmas Rumbia, Rahmat mengatakan, untuk loket pendaftaran di Puskesmas Rumbia itu sama halnya di RSUD dibuka mulai pagi hari hingga pukul 11.00 Wita. Namun untuk pelayanan kesehatan itu terus berjalan hingga sore hari sampai seluruh pasien yang mendaftar telah terlayani.

“Yang dialami salah satu pasien gigi ini terlambat mendaftar. Apalagi jumlah pasien gigi disaat itu banyak dan kami juga terkendala di alat pemeriksaan gigi yang jumlahnya hanya satu unit, dan alatnya itu mulai rusak-rusak,” kata Rahmat.

Saat pasien meminta rujukan, Rahmat menjelaskan, pihaknya tidak bisa memberikan rujukan jika penyakit pasien masih bisa ditangani. RS

  • Bagikan