WANGGUDU – Curah hujan tinggi mengguyur wilayah Kabupaten Konawe Utara (Konut) dalam beberapa hari terakhir. Akibatnya, air meluap dan menggenangi ruas jalan trans Sulawesi di beberapa titik. Terutama di ruas jalan trans Sulawesi di Desa Samandete Kecamatan Oheo hingga di pertigaan Kecamatan Landawe dan Langgikima. Mobilitas masyarakat pun terhambat.
Titik terparah berada di Desa Samandete Kecamatan Oheo. Debit air masih menggenangi badan jalan, meski air mulai berangsur turun. Pengguna jalan yang akan melintas di jalur tersebut terpaksa menggunakan jasa rakit (pincara), milik warga setempat.
Mengantisipasi hal tersebut, Pemkab Konut telah membuat posko untuk memberikan pelayanan bagi pengguna jalan yang akan melintas. Wakil Bupati Konut Abuhaera menuturkan terdapat beberapa titik yang menjadi langganan banjir di ruas Jalan Trans Sulawesi ketika musim hujan tiba. Di antara titik tersebut berada di wilayah Kecamatan Oheo, Langgikima, Landawe dan Asera.
“Di Kecamatan Landawe, 1 titik tepatnya di Desa Tambakua. Di Kecamatan Langgikima ada 2 titik, tepatnya di Desa Polora Indah. Di titik itu airnya cepat surut, karena air lewat. Kemudian di Desa Sambandete Kecamatan Oheo ujung jembatan Linomoiyo, nah di situ airnya lama surut,” ujar Abuhaera saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (6/5).
Mantan Sekda Konut itu menuturkan, lamanya air surut di Desa Samandete disebabkan tingginya debit air sungai Lalindu dan sungai Lasolo sehingga, debit air tak terdistribusi ke daerah rendah dengan baik.
“Makanya biasanya sampai 1 minggu baru surut airnya,” ungkap Abuhaera.
Titik banjir lainnya terdapat di Kecamatan Asera Desa Walalindu dan Wanggudu Raya. Dari beberapa titik yang disebutkan, yang masih menggenangi air terdapat di Desa Samandete. Olehnya itu, Pemkab Konut telah menurunkan tim evakuasi di lapangan untuk membantu warga dalam proses penyebrangan dengan pembuatan posko.
Petugas dalam posko terdiri dari Polres, Kodim, Satpol PP, BPBD dan Dinkes hingga instansi terkait.
“Alhamndulillah, dari hasil rapat dan pengecekan tak ada korban jiwa. Hanya saja, hasil pertanian dan perkebunan warga yang tidak sempat dipanen banyak yang terkena banjir, ini yang sementara didata oleh dinas terkait,” tutur Abuhaera.
Mantan Camat Wiwirano itu menambahkan Pemkab Konut telah berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk menuntaskan proyek peningkatan jalan di jalur Trans Sulawesi.
“Memang ruas jalan yang digenangi air merupakan jalan trans Sulawesi. Sebenarnya proyek peningkatan jalan sudah ada anggarannya, sejak tahun lalu. Hanya karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan, sehingga nanti tahun ini baru dilanjutkan pekerjaan. Walaupun bagaimana ada titik yang akan dituntaskan, kalau sudah selesai dimungkinkan banjir sudah dapat teratasi,” pungkas Abuhaera.RS