rakyatsultra.fajar.co.id – Gempa berkekuatan magnitudo 7,4 telah mengguncang Jepang pada Senin (1/1) sore waktu setempat dan menyebabkan gelombang tsunami di sejumlah wilayah Negeri Sakura.
Gempa dan tsunami Jepang tersebut, kemudian menimbulkan pertanyaan apakah juga berdampak di Indonesia?
Apalagi di Sumedang Jawa Barat juga sempat terjadi gempa pada Minggu (31/12) dan Senin (1/1) malam.
Menanggapi hal tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa Magnitudo 7,4 dan tsunami di wilayah Pantai Barat Honshu, Jepang tidak berdampak ke Indonesia.
“Berdasarkan analisis modeling tsunami BMKG, gempa Jepang M7.4 tersebut tidak berpotensi tsunami di wilayah Indonesia dan negara-negara Samudra Hindia,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, Senin (1/1) seperti dikutip dari Antara.
Ia menjelaskan, gempa yang memiliki episenter pada koordinat 37,35° LU dan 137,24° BT, atau tepatnya berlokasi di wilayah Prefektur Ishikawa, Jepang, pada kedalaman 45 km ini membuat otoritas setempat mengeluarkan peringatan tsunami pada wilayah sepanjang pesisir Pantai Barat Jepang.
Wilayah yang berpotensi terjadi tsunami yaitu Noto Area, Prefektur Ishikawa dengan estimasi ketinggian 5 meter, Prefektur Yamaga, Prefektur Niigata, Sadogashima Island, Prefektur Toyama, Kaga Area Prefektur Ihikawa, Prefektur Fukui, Nothern Part of Hyogo Prefecture dengan estimasi ketinggian 3 meter.
Sedangkan Pesisir Hokkaido bagian barat, Pesisir Laut Jepang bagian utara Hokkaido, Pesisir Laut Jepang bagian selatan Hokkaido, Prefektur Akita berpotensi tsunami dengan estimasi ketinggian 1 meter.
Hingga Senin sore (1/1) waktu setempat, tsunami telah terjadi di beberapa wilayah pantai di Jepang, yaitu Wajima (Ishikawa), waktu tiba 14.21 WIB dengan ketinggian 1 meter 20 cm, Toyama, waktu tiba 14.35 WIB dengan ketinggian 80 cm.
Kemudian Kashiwazaki (Niigata), waktu tiba tsunami pada 14.36 WIB dengan ketinggian 40 cm, Pelabuhan Kanazawa (Ishikawa), waktu tiba 14.04 WIB dengan ketinggian 40 cm, Pulau Tobishima (Yamagata), waktu tiba 15.07 WIB dengan ketinggian 20 cm, dan Pulau Sado Washizaki (Niigata), waktu tiba 15.09 WIB dengan ketinggian 20 cm.
Maka dari itu, Daryono meminta masyarakat Indonesia tetap tenang dan tidak terbujuk isu potensi tsunami akibat gempa Jepang dari sumber-sumber yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Sementara itu, sistem lapor diri KBRI Tokyo mencatat terdapat 3.791 WNI yang menetap di tiga prefektur terdampak gempa, yaitu Ishikawa sebanyak 1.315 orang, 1.344 WNI di Toyama, dan Niigata sebanyak 1.132 orang.
KBRI Tokyo dan KJRI Osaka juga berkoordinasi dengan pihak otoritas setempat hingga simpul masyarakat untuk memastikan kondisi terkini WNI yang terdampak gempa Jepang itu.
“KBRI Tokyo dan KJRI Osaka mengimbau WNI untuk melakukan evakuasi mandiri terlebih dahulu,” tulis keterangan tersebut.
WNI yang terkena dampak gempa Jepang dapat menghubungi kontak darurat melalui nomor telepon +818035068612 (KBRI Tokyo) dan +818031131003 (KJRI Osaka). JP/RS