Melirik Kisah Rosnani, Berjuang Cuci Darah dengan Program JKN

  • Bagikan
Rosnani yang sedang menjalani Cuci Darah di RS Santa Anna

KENDARI – Rosnani (44), peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau yang lebih dikenal dengan segmen peserta mandiri kelas 3, yang rutin menjalani prosedur cuci darah. Penyakit ini tidak akan melihat usia tua dan mudanya setiap manusia. Penyakit gagal ginjal kronis dapat menyerang manusia yang masih bersusia muda disebabkan karena adanya kerusakan ginjal baik struktur dan atas fungsinya. 

Kehadiran Program JKN bagi masyarakat Indonesia ini sangat membantu para penderita gagal ginjal. Apalagi gagal ginjal kronis ini merupakan salah satu penyakit kronis yang akan menelan pembiayaan jaminan kesehatan yang sangat besar.

Ia mengakui telah menjalani cuci darah selama dua tahun terakhir, Rosnani menceritakan bahwa dirinya membutuhkan cuci darah karena menderita hipertensi dan diabetes.

“Saya menjalani cuci darah itu sejak dua tahun terakhir, sebelumnya saya dinyatakan oleh dokter harus cuci darah karena penyakit yang selama ini saya derita yaitu hipertensi dan diabetes, awalnya saya kurang yakin dengan kondisi kesehatan saya namun berkat program JKN, saya dapat mengakses layanan cuci darah dan kondisi kesehatan yang lebih membaik,” ungkap Rosnani, Rabu (2/8).

Sebagai seorang pedagang sembako, Rosnani mengungkapkan bahwa proses pengambilan obat untuk hipertensi sangat mudah baginya. Ketika ia menjalani sesi cuci darah, dokter yang menangani juga memeriksa kondisinya dan memberikan obat yang diperlukan. Setelah cuci darah selesai, obat dapat ambil di apotik tanpa harus mengunjungi poliklinik lagi.

“Pengambilan obat hipertensi sangat mudah buat saya, karena sementara kita cuci darah dokter juga datang untuk periksa kita. Kemudian jika ada obat yang kita diberikan, setelah sesi cuci darah selesai sisa ke apotik untuk mengambil obat yang telah diresepkan sama dokter tadi tanpa harus kembali ke poliklinik,” ungkapnya.

Ia menjalani cuci darah secara rutin, dua kali dalam seminggu. Meskipun jarak antara rumahnya dan rumah sakit tempat ia menjalani cuci darah cukup jauh, ia mengakui nyaman di RS. Santa Anna karena pelayanan yang bagus dan memudahkan pengambilan obat bagi pasiennya.

“Makanya saya lebih nyaman di RS. Santa Anna meskipun jaraknya dari rumah itu sedikit jauh dan harus menggunakan angkutan umum bahkan saya pergi sendiri tanpa pendampingan dari keluarga, tapi memudahkan sekali saya sebagai pasien, saya sudah merasa nyaman dengan layanan yang diberikan,” beber Rosnani.

Rosnani menyampaikan rasa syukur dan terima kasihnya kepada pemerintah yang juga memperhatikan kenyamanan pasien penderita gagal ginjal. Pelayanan fasilitas kesehatan dinilainya semakin baik dari waktu ke waktu. Ia juga merasa BPJS Kesehatan sudah banyak membantu pembiayaan proses pengobatan selama terapi rutin yang dilakukannya. Rosnani pun menaruh harapan besar untuk Program JKN.

“Semoga ke depannya Program JKN ini dapat berkelanjutan dan memberikan layanan terbaik tanpa batasan dan dapat berkembang lebih luas lagi. Terlebih, adanya pengobatan dan terapi pasien hemodalisis yang rutin secara berkala dan tetap memperhatikan penyakit yang membutuhkan biaya besar lainnya,” ujar Rosnani.

Program JKN terus berupaya memberikan layanan yang berkualitas kepada peserta seperti Rosnani. BPJS Kesehatan berkomitmen menjamin mutu layanan dengan mudah, cepat dan setara. Pengalaman Rosnani adalah contoh nyata bagaimana program ini membantu individu dalam menghadapi kondisi medis yang membutuhkan perawatan rutin seperti cuci darah. Dengan akses yang mudah dan pelayanan yang baik, peserta JKN dapat merasa terlindungi dan mendapatkan perawatan yang dibutuhkan.(RS)

  • Bagikan

Exit mobile version