KENDARI – Suminah (64) seorang pasien cuci darah rutin mengaku sangat bersyukur dengan adanya Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Di tengah himpitan ekonomi yang membuatnya sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia masih bisa berobat dengan tenang karena terdaftar sebagai Penerima Bantuan Iuran (PBI) dari pemerintah.
Suminah telah menjalani cuci darah rutin selama empat tahun terakhir. Perjalanan ini tidak lah mudah bagi Suminah, ia telah melihat beberapa teman seperjuangannya akhirnya harus kalah melawan penyakit gagal ginjal tersebut. Tapi Suminah memiliki tekad yang kuat ia percaya setiap penyakit punya jalan sembuhnya masing-masing. Keluarganya pun selalu memberikan dukungan agar dirinya memiliki mental yang kuat melawan penyakitnya.
Awalnya ia merasakan gejala-gejala yang tidak biasa akibat gula darah yang tinggi, mengalami bisul di beberapa bagian tubuhnya yang tidak kunjung kering sehingga proses penyembuhannya pun cukup lama. Ia kemudian berkonsultasi dengan dokter umum di Puskesmas, ternyata ia mengidap diabetes dan harus disuntik insulin. Dokter juga menyarankan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut dan memberikan rujukan ke rumah sakit.
“Saya kemudian menjalani pemeriksaan lanjutan di RS. Santa Anna Kota Kendari. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya penurunan fungsi ginjal sehingga harus menjalani cuci darah secara rutin,” ujarnya, Sabtu (6/7).
Suminah mengaku sangat khawatir dengan penyakit yang ia derita, dirinya takut dengan biaya yang akan dikeluarkan. Namun berkat penjelasan petugas rumah sakit bahwa pengobatannya akan ditanggung sepenuhnya oleh Program JKN, ia sedikit menjadi lebih tenang dalam mempersiapkan diri untuk pengobatan selanjutnya.
“Awalnya saya merasa takut setelah divonis harus cuci darah, apalagi saya tahu kalo biaya cuci darah itu pasti sangat mahal dan akan rutin saya jalani. Namun saya bisa lebih tenang dengan pejelasan dari petugas yang menyampaikan kalo biaya pengobatan saya ini ditanggung oleh JKN yang penting kartunya aktif,” beber Suminah lagi.
Selama empat tahun terakhir, Suminah rutin menjalani cuci darah dua kali seminggu dengan jadwal yang telah ditentukan. Meskipun mengalami sedikit kendala pada awal penjadwalan rutin cuci darah karena keterbatasan alat cuci darah tidak sebanding dengan pasien yang melakukan cuci darah, sehingga jika ada peserta yang berhalangan hadir, ia dan peserta lainnya saling menggantikan. Hingga akhirnya mereka mendapatkan jadwal pasti dan bisa lebih tenang dengan jadwal pasti yang telah mereka dapatkan.
Selain itu, Salah satu hal yang sangat membantu Suminah adalah pelayanan obat selama menjalani cuci darah karena ia tidak perlu lagi antre di poliklinik. Dokter mengunjungi ruang hemodialisa untuk melakukan pemeriksaan dan memberikan resep obat jika diperlukan. Setelah prosedur cuci darah selesai, Suminah dapat langsung menuju apotik untuk mengambil obat sesuai resep dokter.
“Saya tidak perlu antre di poliklinik untuk mendapatkan resep obat, sementara proses cuci darah berlangsung dokter datang ke ruangan kami untuk melakukan pemeriksaan, sehingga jika obat yang rutin kami minum dan obat tambahan jika ada,” ungkap Suminah.
Ia pun menyampaikan rasa terima kasih yang tulus atas dukungan dan bantuan finansial yang telah diberikan oleh pemerintah dan berharap agar Program JKN dapat terus berjalan dengan baik, membantu masyarakat yang membutuhkan seperti dirinya.
Program JKN telah memberikan akses dan pelayanan kesehatan yang lebih terjangkau bagi peserta seperti Suminah. Dengan adanya dukungan pemerintah dan perbaikan layanan, diharapkan program ini dapat terus berjalan dengan sukses dan memberikan manfaat bagi masyarakat yang membutuhkannya.(RS)