KENDARI – Hasriani (29), diusianya yang masih terbilang sangat muda, ia harus menjalani kehidupannya dengan melakukan terapi cuci darah rutin setiap minggunya. Hal tersebut sudah dijalaninya selama tiga tahun setelah ia mendapat diagnosa penyakit gagal ginjal oleh dokter.
Terlebih menyakitkan bagi perempuan yang akrab dipanggil Ani tersebut, karena diagnosa dokter terkait penyakitnya ia terima di tengah-tengah perjuangannya untuk mendapatkan gelar pendidikan sebagai mahasiswa jurusan kebidanan.
“Awalnya tentu sangat menyakitkan harus menghadapi kenyataan harus menjalani terapi cuci darah rutin, apalagi umur saya masih sangat muda,” ungkap Ani, 12 Juni 2023.
Hasriani menyadari bahwa dirinya tidak boleh terpuruk berlarut-larut dalam perasaan putus asa. Ia yang selalu mendapatkan dukungan keluarga, selalu percaya bahwa setiap penyakit pasti dapat disembuhkan. Ia berharap semoga dirinnya menjadi salah satu diantara orang yang dapat sembuh melawan penyakit gagal ginjal. Beruntung baginya yang telah tedaftar sebagai peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), sehingga ia tidak perlu terbebani dengan biaya pengobatan yang pastinya sangat mahal.
“Program JKN sangat membantu saya. Saat ini, saya terdaftar sebagai peserta kelas 2 dengan iuran bulanan sebesar 100 ribu rupiah, namun saya bisa mendapatkan pelayanan cuci darah rutin dua kali seminggu secara gratis,” ungkap Ani.
Ia pun mengungkapkan kepuasannya terhadap manfaat Program JKN dalam menghadapi kondisi kesehatannya. Menurutnya, tanpa Program JKN, kesulitan ekonomi yang dialaminya akan menghalangi aksesnya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai di rumah sakit.
“Saya sangat terbantu dengan adanya Program JKN. Tanpa ini, sulit bagi kami yang ekonominya pas-pasan untuk mendapatkan layanan yang baik di rumah sakit,” tutur Ani.
Pengalaman Hasriani dalam menerima terapi cuci darah rutin melalui Program JKN juga dianggapnya sangat positif. Ia merasa mendapatkan pelayanan yang baik di Rumah Sakit Bahteramas Kendari, dengan perawat dan dokter yang ramah serta dilengkapi peralatan yang memadai. Hal ini memberikan harapan dan semangat kepada Hasriani untuk tetap menjalani proses pengobatan yang dibutuhkannya.
Tidak hanya memberikan dampak positif terhadap kondisi kesehatannya, Program JKN juga memengaruhi kehidupan sehari-hari Ani. Dalam menghadapi penyakitnya, Hasriani mengungkapkan bahwa program ini memberinya semangat dan harapan akan kesembuhan.
Ani yang saat ini sehari-hari menjalani aktivitas sebagai penjual buah menyadari bahwa selama ini gaya hidup yang kurang sehat telah memberikan dampak negatif terhadap kondisi kesehatannya. Ia memang selama ini sangat jarang mengkonsumsi air mineral dan lebih banyak minuman bersoda, sehingga mengganggu fungsi ginjal.
Ia berharap masyarakat yang membaca kisahnya, dapat menjadikan hal tersebut sebagai pembelajaran berharga agar tehindar dari penyakit yang ia derita saat ini. Ani melanjutkan bahwa terkadang kita baru menyadari begitu berharganya kesehatan setelah kita tidak memilikinya.
“Sekarang saya lebih ketat menjaga pola hidup sehat secara ketat, saya ingin melawan penyakit saya dengan semangat dan cara yang benar. Tiga tahun saya menjalani proses cuci darah, saya melihat ternyata bukan hanya saya yang mengalami penyakit ini di usia yang masih muda. Beberapa teman yang seumuran ternyata juga mengalami penyakit yang sama. Saya berharap agar masyarakat lebih menjaga pola hidup sehat, jangan terlena dengan kondisi kita yang saat ini mungkin masih kelihatan sehat. Karena sejatinya penyakit bisa datang kapan saja,” lanjut Ani.
Ia tak lupa mengucapkan terima kasih kepada pemerintah karena adanya Program JKN yang telah menjadi teman setia bagi masyarakat sepertinya dalam mendapatkan pelayanan kesehatan di fakses. Termasuk bagi peserta yang secara Ikhlas bergotong-royong membayar iuran agar program JKN dapat terus berjalan.(RS)