LONDON – Rusia dikabarkan kehilangan banyak tentaranya sejak menginvasi Ukraina pada Februari tahun lalu.
Laporan intelijen menyebut ribuan tentara Rusia mati bukan disebabkan peperangan, melainkan karena insiden yang berkaitan dengan minuman beralkohol alias miras.
Soal jumlah tentara Rusia yang tewas di medan perang di Ukraina memang simpang siur. The Moscow Times yang mengutip situs berita independen Mediazona menyebut jumlah tentara Rusia yang meregang nyawa di Ukraina sudah melewati 15.000 jiwa.
Dari angka itu, terdapat 1.800 perwira, termasuk 199 berpangkat letnan kolonel ke atas. Ada pula ribuan tentara cadangan yang direkrut sejak Rusia menginvasi Ukraina.
Namun, The New York Times menyodorkan angka yang jauh lebih besar. Mengutip pejabat Amerika Serikat, media berpengaruh itu menyebut jumlah tentara Rusia yang mati di Ukraina mencapai 200 ribu orang.
“Moscos mengirim rekrutan yang kurang terlatih, termasuk narapidana, ke garis depan di timur Ukraina untuk membuka jalan bagi lebih banyak petempur berpengalaman,” tulisan New York Times mengutip pejabat tersebut.
Data dari sekutu AS, Inggris, juga menunjukkan angka serupa. Kementerian Pertahanan Inggris menyatakan banyak tentara Rusia yang menjadi korban di Ukraina, tetapi tidak oleh sebab pertempuran.
Kementerian pertahanan di negeri Raja Charles III itu mengungkapkan banyak insiden kejahatan dan kematian di kalangan tentara Rusia yang disebabkan penyalahgunaan alkohol.
“Komandan Rusia kemungkinan mengidentifikasi penyalahgunaan alkohol yang meluas sebagai hal yang sangat merugikan efektivitas pertempuran,” kata Kementerian Pertahanan Inggris.
Memang miras sudah menyebar di sebagian besar masyarakat di negeri pimpinan Vladimir Putin itu.
“Hal itu telah lama dilihat sebagai bagian dari kehidupan militer yang diterima secara diam-diam, bahkan dalam operasi tempur,” ujar laporan itu.(jpnn/RS)