ANKARA – Turki merilis angka terakhir tentang jumlah korban jiwa yang diakibatkan gempa bumi dahsyat pada Februari lalu.
Kepala Kepresidenan Darurat dan Manajemen Bencana (AFAD) Yunus Sezer mengungkapkan jumlah korban jiwa yang diakibatkan lindu itu mencapai 47.975 orang.
Dua gempa bermagnitudo 7,7 dan 7,6 mengguncang provinsi-provinsi di Turki bagian selatan pada 6 Februari 2023. Bencana itu menyebabkan ribuan rumah, perkantoran, dan tempat bersejarah runtuh.
Menurut Yunus, sebanyak 6.278 dari total korban jiwa itu merupakan warga Suriah yang mengungsi ke Turki.
Saat ini 3.954 personel SAR masih dikerahkan untuk membersihkan puing-puing dan memberikan bantuan kemanusiaan.
“Gempa bumi masing sering terjadi di wilayah tersebut. Kami mempertahankan personel pertolongan dan pencarian di sini lagi sebagai pasukan siaga,” ujar Yunus.
Lebih lanjut Yunus mengatakan sampai saat ini masih ada kebutuhan akan tenda. Menurut dia, permintaan akan tenda belum mengalami penurunan.
“Setiap hari enam pesawat membawa tenda dari luar neger. Kami juga menggunakan seluruh kapasitas produksi (tenda) di negeri kami sendiri,” tuturnya.
Saat ini sudah ada 414.323 tenda yang didirikan. Saban hari, AFAD mendirikan 10 ribu tenda di daerah-daerah terdampak gempa.
“Kami memiliki 332 kota tenda,” ucapnya.
Turki menargetkan pendirian 700 ribu tenda bagi warganya yang kehilangan tempat tinggal. Hingga kini terdapat 1,8 juta warga Turki yang terpaksa tinggal di tenda, kontainer, dan pesanggrahan.
Pejabat senior AFAD Orhan Tatar mengungkapkan terjadi sekitar 16 ribu gempa susulan sejak lindu besar pada 6 Februari lalu.
Menurut dia, jumlah gempa susulan mengalami penurunan pada 10 hari terakhir ini. Jumlah gempa susulan saat ini di bawah 500 per hari.
“Karena gempa susulan akan berlanjut pada hari-hari dan pekan mendatang, warga harus berhati-hari dan tidak memasuki rumah-rumah yang rusak,” ujarnya.(jpnn/RS)