Jenazah PMI Bali Korban Gempa Turki Tiba Sore Ini, Kapolda Turun Tangan

  • Bagikan

DENPASAR – Jenazah pekerja migran Indonesia (PMI) korban gempa Turki asal Bali bernama Ni Wayan Supini dijadwalkan mendarat di Bandara Ngurah Rai pada Kamis (23/2) pukul 16.00 WITA.

Ni Wayan Supini berprofesi sebagai terapis di Dyarbakir saat gempa Turki terjadi.

Ni Wayan Supini menjadi korban meninggal bersama terapis dari Lombok, NTB, Irma Lestari.

Menurut Kadis Ketenagakerjaan dan Energi Sumber Daya Mineral Bali Ida Bagus Setiawan, posisi jenazah Ni Wayan Supini saat ini ada di Jakarta.

“Penerbangan dari Turki langsung ke Jakarta.

Estimasi nanti sekitar jam 16.00 WITA tiba di terminal kargo domestik Bandara Gusti Ngurah Rai,” kata Ida Bagus Setiawan.

Setiba di Bandara Ngurah Rai, jenazah Ni Wayan Supini akan diterima oleh Polda Bali.

“Serah terima jenazah dipimpin Bapak Kapolda Bali,” ujarnya.

Pasalnya, sejak awal telah didampingi oleh Mabes Polri, Pemprov Bali yang diwakili oleh Disnaker Bali dan Disnaker Klungkung.

Jenazah Ni Wayan Supini akan didampingi voorijder polisi ke RS Klungkung lantaran di Dusun Tegal Besar, Klungkung, yang menjadi kampung almarhumah sedang ada upacara.

Jadi, sementara waktu dititipkan di RSUD Klungkung sambil mencari tanggal baik.

Menurut Kadisnaker Bali, untuk seluruh keperluan dalam pemulangan jenazah Ni Wayan Supini telah disiapkan oleh BP3MI, sementara proses administrasinya menjadi tugas pemerintah dalam hal ini ketenagakerjaan.

Menurut Ida Bagus Setiawan, salah satu WNI asal Bali juga ikut dalam pemulangan.

“Yang datang ke Bali yang asal Bali saja.

Ada 84 orang pemulangan WNI terdampak gempa dan dua jenazah akan tiba.

Dua itu dari Lombok dan Klungkung, tetapi ada satu juga dari 84 ini dari Bangli, tetapi bukan PMI, sementara BP3MI dan Disnaker mengurusi PMI tenaga kerja,” ucapnya.

Sampai saat ini Disnaker Bali belum menerima informasi tambahan soal rencana pemulangan PMI lain dari Turki.

Data terakhir menunjukkan ada 1.250 pekerja migran asal Pulau Bali di Turki.

Ni Wayan Supini namanya tak tercatat sebagai PMI karena pergi ke Turki bukan menggunakan visa kerja, tetapi sebutan PMI merujuk pada informasi KBRI.

“Alasan disebut PMI lebih tepatnya dari BP3MI yang menjelaskan, kalau kami masih melihat dari data yang ada memang tidak teregistrasi sampai dengan selesai di sidik jari.

Perlu diadakan inventarisasi bersama BP3MI termasuk Disnaker kabupaten/kota,” kata Ida Bagus Setiawan.

PMI asal Bali yang terdata di Turki sebenarnya berada di kawasan yang jauh dari titik gempa, yaitu di Izmir, Antalya, Bodrum, dan Ankara.

Namun, dengan ditemukannya Ni Wayan Supini di Dyarbakir berkaitan dengan tidak tercantumnya ia dalam data.

“Kita akan mencoba melakukan analisis, kalau jelas prosedural kemudian ada perjanjian kerja tentu di sistem akan tercatat dengan baik.

Jadi, KBRI akan lebih mudah melakukan klaster, yang di luar itu kan menyulitkan apalagi begitu ada bencana,” papar Ida Bagus  Setiawan. (JPNN/RS)

  • Bagikan