YOGYAKARTA – Menteri BUMN Erick Thohir resmi terpilih menjadi Ketua Umum PSSI pada Kongres Luar Biasa di Jakarta, Kamis (17/2).
Di awal kepemimpinannya, Erick kembali menegaskan komitmen untuk mengangkat harkat dan martabat persepakbolaan Indonesia.
Salah satu hal yang akan dia lakukan adalah membersihkan kompetisi dari praktik pengaturan skor yang selama ini digawangi oleh mafia bola.
“Sudah waktunya kami, PSSI, memberikan kartu merah kepada mafia bola. Ini sebuah hal yang sudah berlarut-larut, yang sudah menjadi benalu dan membuat kita semua malu,” kata Erick Thohir di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (19/2).
Menurut Erick, mafia bola bukan hanya bermain di level kompetisi domestik, tetapi juga sampai merambah ke Timnas Indonesia. Dia mengatakan PSSI akan menggandeng FIFA, Kepolisian dan Kementerian Pemuda dan Olahraga.
“PSSI bersama FIFA terus menjaga momentum bagaimana kami bersepakat, nanti disampaikan oleh FIFA, untuk mengambil keputusan world wide sanction. Artinya ketika kami menghukum individu yang bermain di Indonesia, ini berlaku di seluruh wilayah FIFA,” ujarnya.
Pihak-pihak yang terbukti terlibat dalam praktik pengaturan skor, menurut Erick, akan dijatuhi sanksi skors seumur hidup.
Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menegaskan polisi siap mendukung langkah PSSI untuk memberantas mafia bola.
“Saya kira kami Polri siap mendukung penuh dan kami telah mempersiapkan satgas anti mafia bola untuk mengawal kebijakan ini sehingga ke depan dalam upaya pembentukan sepak bola yang fair. Semoga kami bisa mendapatkan atlet yang betul-betul dipersiapkan untuk menghadapi kejuaraan-kejuaraan tingkat nasional dan internasional,” ujar Listyo.
Dukungan serupa juga akan didapatkan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali, yang juga merupakan Wakil Ketua Umum PSSI.
“Selama pemerintah dan PSSI bergandengan tangan, insyaallah akan lanjut. Jika pemerintah dan PSSI ada yang ke kanan atau ke kiri, itu tidak akan langgeng. Saya pastikan,” katanya. (jpnn/RS)