JAKARTA – PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) dan Genting Oil Kasuri Pte Ltd (GOKPL) melakukan penandatanganan Head of Agreement (HoA) untuk jual beli gas bumi pada Rabu (8/2).
Kesepakatan kolaborasi ini sekaligus memastikan pasokan gas bumi aman guna memenuhi kebutuhan proyek pembangunan kawasan industri pupuk di Fakfak Papua Barat.
Bersama dengan PKT dan GOKPL, penandatangan HoA ini juga dihadiri oleh Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin dan Menteri ESDM Arifin Tasrif.
GOKPL merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang energi yang memiliki potensi sumber daya gas bumi yang cukup besar.
Sumber gas yang dipasok untuk proyek pembangunan ini akan diambil dari sumber gas yang telah disepakati yakni Lapangan Asap, Merah dan Kido (AMK) di Kasuri, Papua Barat dan rencana penyaluran gas ini akan mulai dilaksanakan pada tahap Pre-Commissioning di Q2 pada 2027.
“Kami harapkan dengan ditandatanganinya HoA antara Genting Oil dan Pupuk Kalimantan Timur, ini mampu meningkatkan kemampuan kita untuk selalu memberikan nilai tambah dan berkontribusi kepada penerimaan negara di masa mendatang untuk kemakmuran masyarakat kita,” ujar Arifin Tasrif.
Kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari ditetapkannya pembangunan pabrik pupuk urea di Papua Barat sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) oleh pemerintah Indonesia.
Yang kemudian diamanatkan kepada PKT.
“PKT tentunya siap melaksanakan tugas yang sudah diamanahkan. Kami harapkan dengan kerja sama ini, nantinya dapat dipastikan bahwa pasokan gas bumi aman guna memenuhi kebutuhan proyek pembangunan kawasan industri pupuk di Fakfak Papua Barat,” ujar Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi.
Pembangunan Pabrik Papua Barat, sambung Rahmad menjadi langkah besar yang sudah ditargetkan PKT dalam usia 40 tahun kedua.
“InsyaAllah, pada HUT ke-50 nanti, pengantongan perdana Urea di kawasan industri ini bisa terealisasi,” capnya.
Dengan kesiapan akan peningkatan produktivitas pupuk dalam negeri, Rahmad berharap pembangunan pabrik ini akan menjadi salah satu penopang kemandirian pupuk dalam negeri dan memastikan tercapainya ketahanan pangan nasional.
Proyek pembangunan kawasan industri pupuk di Fakfak Papua Barat ini nantinya akan memiliki kapasitas produksi pupuk Urea sebesar 1,15 juta ton dan 660 ribu ton untuk Amoniak.
Ini merupakan salah satu pengembangan di fase kedua pertumbuhan PKT, yang ditarget mampu terealisasi dalam lima tahun ke depan.
Melalui proyek pembangunan ini juga diharapkan bisa membawa PKT menempati peringkat atas Pabrik Pupuk Urea di Asia Pasifik.(jpnn/RS)