USD Ambyar, Harga Emas Bukan Main, Investor Pasti Senang

  • Bagikan

JAKARTA – Harga emas menguat pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), memperpanjang keuntungan untuk sesi kelima beruntun.

Pelemahan USD membuat keuntungan tersendiri bagi emas karena investor terus memantau data ekonomi AS yang dapat mempengaruhi pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve (Fed) minggu depan.

USD melemah pada Rabu (25/1), dengan indeks yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,27 persen menjadi 101,6440, membuat emas lebih menarik bagi pemegang mata uang asing lainnya.

Emas telah naik selama lima sesi perdagangan beruntun, kenaikan beruntun terpanjang sejak Agustus. Harga emas telah naik hampir 6,0 persen sejak awal tahun 2023, mendapat dukungan dari tanda-tanda penurunan inflasi AS dan ekspektasi resesi ekonomi.

“Pergerakan emas dipicu oleh perubahan sentimen dalam seberapa cepat Fed akan menghentikan kenaikan suku bunganya, bersama dengan melemahnya dolar AS,” kata Analis Pasar Kinesis Money, Rupert Rowling, dalam sebuah catatan.

“Emas akan membutuhkan katalis baru untuk mendorongnya lebih tinggi dari level tinggi yang sudah diperdagangkan,” imbuh Rowling.

Para analis pasar mencatat bahwa emas telah menemukan dukungan di sekitar USD 1.920 per ounce. Investor juga menunggu rilis data produk domestik bruto pada Kamis waktu setempat dan data inflasi utama pada Jumat (27/1).

Komite Pasar Terbuka Federal akan mengadakan pertemuan kebijakan moneter dua hari pada 31 Januari hingga 1 Februari.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di Divisi Comex New York Exchange bertambah USD 7,20 atau 0,37 persen menjadi ditutup pada USD 1.942,60 per ounce, setelah diperdagangkan mencapai level tertinggi sesi USD 1.943,20 dan terendah USD 1.920,60 per ounce.

Harga emas berjangka terangkat USD 6,80 atau 0,35 persen menjadi USD 1.935,40 pada Selasa (24/1), setelah menguat USD 0,40 atau 0,02 persen menjadi USD 1.928,60 pada Senin (23/1).(RS)

  • Bagikan

Exit mobile version