Diduga Ada Permainan, Hasil Seleksi Panwascam Disorot

  • Bagikan
Kantor Bawaslu Kabupaten Konawe.

UNAAHA – Sejumlah peserta seleksi calon Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Pemilu 2024 di Kabupaten Konawe, berkeluh kesah. Mereka menduga ada indikasi kecurangan dalam seleksi Panwascam yang diselenggarakan oleh Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) di Konawe.

Beberapa akun Facebook turut berkomentar pada postingan pengumuman resmi nama-nama terpilih anggota panwascam dalam pemilu serentak tahun 2024 yang di-posting akun resmi Bawaslu Kabupaten Konawe Rabu (26/10).

“Banyak nilai tertinggi Di CAT. Tapi pas wawancara tergulung dichh. Mgkinkah wawancara adalah penentu dari segalax. . Mgkin nilai yg tertinggi nda bisa bicara pas di wawancara,” tulis Acha Hukum.

Salah satu akun Alip Afan turut berkomentar di postingan tersebut. Secara gamblang Alip menyebut bahwa untuk mengikuti seleksi Panwascam mesti ada orang dalam alias ada teman oknum Bawaslu.

“Sudah dari awal sy mengutarakan kalau yg seperti ini banyak orang dalam nya.wawancara hanya formalitas sj tp orang dalam sangatlah berpengaruh.jdi sy hanya mau himbau klu mau ikut tes lg nanti kedepannya agar di permantap orang dalam nya.karna sekelas kecamatan sj provinsi pasti terlibat jg,” tulisnya.

Saat dihubungi Harian Rakyat Sultra pada Kamis (27/10) salah satu akun Facebook Acha Hukum bercerita bahwa ada satu peserta dari kecamatan di mana ia tinggal, mengikuti tes tertulis calon anggota panwascam yang dilaksanakan pada 14 -16 Oktober 2022 mendapatkan nilai tertinggi dengan menempati urutan pertama dan disusul lima nama lain di bawahnya.

Selanjutnya ia mengikuti tes wawancara yang dilaksanakan pada 19 hingga 23 Oktober 2022. Anehnya, setelah Bawaslu Kabupaten Konawe melakukan rapat pleno penetapan nama-nama Panwaslu Kecamatan terpilih pada tanggal 25 Oktober 2022 pukul 22.00 ia tak dinyatakan lulus.

“Jadi itu DH bersepupu dengan keluarganya salah satu komisioner Bawaslu. Terus itu HR orangnya juga Komisioner Bawaslu. Jadi murni ada orang dalam,” tandasnya.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Bawaslu Konawe Sabda menjelaskan bahwa dalam wawancara ada beberapa aspek penilaian yang menjadi patokan dalam penilaian peserta, pertama soal pendalaman visi misi, integritas serta komitmen peserta bisa bekerja penuh waktu.

Selanjutnya pengalaman dan pengetahuan tentang penyelenggaraan pemilu, pengalaman kepemiluan tentang penyelenggaraan pengawasan kepemiluan serta tata kelola pemilu, penguasaan wilayah, pengetahuan tentang kearifan lokal, kemampuan bekerja sama dengan tim dan pengalaman berorganisasi.

“Mungkin di CAT nya itu tinggi, tapi setelah kita gali di sesi wawancara mungkin yang bersangkutan kurangnya pengalaman terus ada beberapa orang pernah menjadi saksi calon itu tentunya menurut kami ada hal hal tidak dinaikkan,” bebernya.

Sabda menjelaskan seleksi CAT, penilaiannya sesuai juknis hanya 40 persen saja, sedangkan 60 persennya dari hasil wawancara. Nah, inilah yang digali oleh Bawaslu Konawe kepada para peserta seperti pengalaman serta tehnik pengawasan kepemiluan.

Saat di tanya apakah perekrutan Panwascam ini mesti ada orang dalam, Sabda menampik hal itu. Ia menegaskan bahwa yang terpilih sebagai panwascam ini adalah yang terbaik menurut Bawaslu Konawe dan integritasnya baik.

“Orang berasumsi itu hak mereka, tetapi insya Allah kami Bawaslu Konawe melakukan seleksi Panwaslu Kecamatan kami yakin bahwa yang lolos ini adalah sudah yang terbaik menurut kami,” tegasnya.

“Apabila suatu saat di lapangan mereka melakukan tugas tugas dengan tidak amanah nanti masyarakat menilai dan bisa melaporkan hal itu ke Bawaslu Kabupaten. Insya Allah dalam proses ini tidak ada orang dalam atau orang luar. Ini sudah sesuai dengan mekanisme yang kami lakukan,” pungkasnya.CR2/A/HDI

  • Bagikan