Dari INSA Yacht Festival, Momentum Kebangkitan Pariwisata Maritim RI

  • Bagikan

DENPASAR – Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi resmi membuka Indonesian National Shipowner’s Association (INSA) Yacht Festival (IYF) di Benoa Marina, Bali, Jumat  (7 Oktober 2022).

Kegiatan yang diselenggarakan oleh INSA ini berlangsung selama dua hari, dari tanggal 7-8 Oktober 2022.

Menhub Budi Karya Sumadi dalam kesempatan ini mengatakan bahwa selama dua tahun lalu, kita terkunci karena pandemi covid-19.

“Sektor pariwisata nasional merupakan salah satu sektor yang mengalami tekanan saat awal terjadi pandemi Covid-19. Meski kini sudah perlahan bangkit, namun dukungan seluruh pihak sangat dibutuhkan untuk mempercepat pemulihan sektor pariwisata,” ujar Menhub.

Saat ini, ujar Budi Karya, ada 700 ribu lebih kunjungan wisatawan asing ke Indonesia. Dan ini mesti jadi momentum awal Bertumbuhnya dunia periwisa Indonesia.

Karena itu, katanya, apa yang dilakukan INSA menggelar INSA Yacht Festival sangatlah tepat.

“Saya berharap kegiatan ini bisa terus berkelanjutan,” tegas Menhub.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dalam sambutannya secara virtual mengatakan pemerintah terus mendorong berkembangnya  pariwisata Indonesia.

“Kita berharap Indonesia bisa dijadikan sebagai wisata Yacht. Semoga IYF ini bisa menjadi momentum kebangkitan pariwisata Indonesia,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto mengatakan, IYF 2022 merupakan kolaborasi antara DPP INSA dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, sekaligus menjadi side event B20 sebelum acara puncak B20 yang akan diselenggarakan pada November 2022 mendatang.

Selain itu, kata Carmelita, IYF menjadi ajang mempromosikan industri pariwisata bahari dalam negeri ke kancah dunia. IYF mengajak para wisatawan asing maupun domestik pencinta laut menikmati keindahan laut Indonesia seperti di Bali dari atas kapal wisata.

Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah mensukseskan program Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP), yang mana empat dari lima DPSP ini adalah wisata bahari seperti Danau Toba, Mandalika, Labuan Bajo dan Likupang. Serta dalam rangka mendukung program pemerintah melalui PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) menjadikan Pelabuhan Benoa sebagai Bali Maritime Tourism Hub yang akan dilengkapi dengan fasilitas Terminal Cruise, Yacht Club, perkantoran dan area retail serta art market.

Event ini dapat dimanfaatkan juga sebagai momen berkumpulnya para stakeholders di sektor industri maritim dan pariwisata untuk mempromosikan produk-produknya dan bersinergi dalam rangka pengembangan ekonomi maritim Indonesia.

“Semoga acara semacam ini bisa terus berkelanjutan. Kami tidak hanya mengajak wisatawan maupun pemilik kapal dalam negeri tapi juga internasional. Kita berharap, kedepan laut menjadi life style keseharian masyarakat Indonesia,” kata Carmelita.

Hadir pada acara ini, antara lain, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Gubernur Provinsi Bali, I Wayan Koster, juga para pejabat dilingkungan provinsi Bali, perwakilan Pelindo, dan sebagainya.

Carmelita menyampaikan bahwa kegiatan ini dapat berlangsung baik berkat dukungan Pemerintah Provinsi Bali, Pemerintah Kota Denpasar (Dinas Pariwisata, Dinas Perhubungan), Kadin Bali, dan seluruh stakeholders terkait.

Sedangkan Wakil Ketua Umum III Nova Y. Mugijanto kepada para wartawan mengatakan, di tengah potensi yang ada, sektor pariwisata bahari dalam negeri masih dihadapkan oleh sejumlah tantangan. Salah satunya adalah belum optimalnya dukungan pendanaan terhadap pengadaan kapal wisata maupun infrastruktur marina.

“Dukungan pendanaan yang lebih bersahabat dengan tenor panjang dan interest rate yang kompetetif sangat dibutuhkan mengingat model bisnis di kapal wisata dan marina sangat padat modal,” ujar Nova saat konferensi pers, di Benoa Marina.

Nova menuturkan, tantangan lain yang dihadapi dalam pengembangan wisata bahari adalah belum adanya klaster industri kapal boat di Indonesia yang menyebabkan rantai pasok produksi yang tidak efisien, dan biaya premi asuransi kapal pada kapal wisata juga cukup tinggi.

Selain itu, permintaan dalam pengadaan kapal wisata juga masih minim. Sementara 70 persen komponen pembangunan kapal masih impor, sedangkan komponen buatan dalam negeri masih perlu ditingkatkan ragam dan kualitasnya berdasarkan inovasi-inovasi cerdas untuk menjawab kebutuhan teknologi terkini.

Seluruh peluang dan tantangan, lanjut Nova, di sektor wisata bahari baik dari segi kapal maupun marina akan dibedah secara komperhensif dalam sesi talkshow di IYF.

“Akan ada talkshow dengan para pembicara kompeten yang akan memberikan insight bagi pelaku usaha dan masyarakat umum terkait wisata bahari di dalam negeri,” ujar Nova yang juga Ketua Panitia IYF 2022.

IYF juga menawarkan beberapa program paket bagi para pengunjung. Misalnya paket Adventure Cruise dengan kapal Aneecha pada jam 13:00 – 16:00 WITA.

Di paket ini, para tamu bisa bisa melakukan snorkeling, sun-bathing, dan standup paddling saat kapal berlayar di sekitar laut lepas.

Selain itu ada paket Sunset Retro Yachting Festive Party yang akan berlayar dengan kapal Aneecha dari jam 17:30 hingga jam 20:30 WITA. Di sini tamu dapat menikmati Retro Disco party di atas laut Bali yang indah.

Yang tidak kalah menarik, IYF akan menawarkan Paket Pirates Sundown Party. Di paket ini para tamu bisa menikmati beberapa suguhan entertainment di atas megahnya kapal phinisi Sea Safari 9 di laut Tanjung Benoa.

Denon Prawiraatmaja, wakil ketua Kadin Indonesia bidang perhubungan juga sangat mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan INSA ini. “Semoga ini menjadi sejarah baru perkembangan dunia pariwisata Indonesia. Kami juga berharap ini menjadi peluang usaha,” ujarnya.

Kegiatan ini juga diisi oleh pameran dari berbagai perusahaan, antara lain grup Pelindo, DMS, beberapa perusahaan pelayaran dan sebagainya. (RS)

  • Bagikan