JAKARTA – Belakangan ini viral di media sosial video kritikan Megawati dan Presiden Jokowi pada era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ketika menaikkan harga BBM dan memberikan BLT (Bantuan Langsung Tunai).
Saat itu pada 2008 lalu, keputusan SBY menaikkan harga BBM dan memberikan BLT dianggap menjatuhkan harga diri rakyat.
“Tidak punya harga diri lagi, kepribadian lagi, ketika mereka itu mengambil yang namanya BLT,” tegas Megawati pada potongan video itu.
Kiriman netizen yang diretweet Ali Syarief itu menjadi bahan refleksi bagi kubu PDIP saat ini.
“Dari dulu memang tidak senang bantuan tunai, kalau bisa bantuan itu diberikan untuk usaha-usaha produktif. Usaha-usaha kecil dan rumah tangga yang produktif. Itu akan lebih baik. Dari dulu saya nggak setuju BLT,” ujar Jokowi waktu masih menjabat Gubernur DKI Jakarta.
Nahasnya, pernyataan Jokowi sontak berubah ketika menjabat sebagai Presiden. Bukan hanya Jokowi, Megawati pun juga yang dulunya mengkritik pedas SBY, kini beralih pikiran dan mendukung BLT plus kenaikan harga BBM bersubsidi.
Sebagaimana diketahui, pada 3 September lalu pemerintah secara sah menaikkan harga BBM bersubsidi dan mengalihkan subsidi ke program bantuan BLT.
Memperkuat singgungan pada video tersebut, Akademisi Cross Culture Ali Syarief meminta baik Jokowi maupun Megawati harus tetap legowo menerima kritikan balik masyarakat.
“Harus Legowo, yang membenci kalian, karena ulah sendiri. Ini yg disebut munafik. Data otentik tdk bisa dibela oleh siapapun,” ujar Ali Syarief dikutip dari unggahan twitternya @alisyarrief (20/9/2022). (FAJAR/RS)