Menelisik Peluang NasDem di Sulsel Saat Pemilu 2024, Mampu Menyalip Golkar?

  • Bagikan
Rusdi masse.

MAKASSAR – Partai NasDem bakal membirukan Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Sang Ketua Umum, Surya paloh dijadwalkan roadshow politik ke Kota Daeng akhir September 2022 ini.

Surya paloh akan memboyong petinggi DPP NasDem ke Makassar. Kunjungannya dijadwalkan tiga hari, 24-26 September 2022. Ribuan kader seSulsel pun siap menyambut kedatangan Surya

Partai NasDem Sulsel berkomitmen mempertahankan gelarnya sebagai salah satu partai pemenang di kontestasi pemilihan Umum 2024.

Ketua DPW NasDem Sulawesi Selatan, Rusdi Masse mengatakan, target NasDem pada Pemilu 2024 adalah menjadi pemenang.

Menanggapi hal ini, pengamat politik Nurmal Idrus berpadangan jika menilik pergerakan semua parpol di Sulsel hari ini, maka sangat wajar jika NasDem menargetkan bidikan tinggi itu.

“Mereka (NasDem) pemenang kedua di Pemilu 2019 di Sulsel, jadi wajar diupayakan pemenang nomor satu,” ujarnya, Minggu (18/9/2022).

Menurutnya, kini kekuatan pemenang 2019 yaitu Golkar sedang lemah. Karena masalah internal yang membelit. Itu memudahkan NasDem untuk menyalip Golkar.

“Faktor lain adalah konsolidasi struktur mereka NasDem yang lebih kencang daripada parpol lain di Sulsel,” tutur mantan ketua KPU Makassar itu.

Hal lain adalah Strategi perekrutan caleg yang lebih terbuka dengan menarik lebih banyak potensi vote Getter di sebuah daerah adalah langkah pragmatis namun strategis dari sisi politik.

Keuntungan lainnya juga, jika NasDem konsisten dengan pilihan mereka pada Capres Anies Baswedan, maka peluang menjadi pemenang di Sulsel akan lebih terbuka.

“Anies punya elektabilitas yang bagus di Sulsel, dan Karena Pemilu dan Pilpres bersamaan maka itu menguntungkan bagi NasDem,” pungkasnya.

Sedangkan, Pengamat Politik Direktur Profetik Institute, Muh Asratillah menyebut, partai NasDem meiliki kekuatan sehingga masuk pada partai besar sebelumnya.

“Pengamatan saya, ada tiga partai politik yang cukup mendominasi panggun politik Sulsel, yakni Partai NasDem, Partai Golkar dan Partai Gerindra,” katanya.

Untuk kasus Partai NasDem kata dia, ada beberapa variabel yang membuatnya menjadi salah satu parpol dominan di Sulsel. Variabel pertama, dari segi konsolidasi infrastruktur partai politik.

Mulai dari pengurus DPP hingga DPD kabupaten/kota terlihat sangat intens dalam melakukan konsolidasi, baik dalam bentuk rapat kerja, kongres ataupun semacamnya.

“Termasuk keakrifan NasDem dalam merekrut figur-figur lokal yang potensial untuk masuk dalam kepengurusan partai NasDem,” jelasnya.

Variabel kedua, mobilisasi politik yang intens walaupun momen pemilihan masih lama. Ini dilihat dari banyaknya inisiatif program yang cukup populis yg diinisiasi dan anggarannya berasal dari pengurus partai, seperti jumat berkah, perbaikan jalan dan sebagainya.

“Tentu hal ini akan memperkuat sentimen positif publik ke Partai NasDem Sulsel,” tutur dia.

Variabel ketiga, adalah agresifitas partai NasDem untuk terlibat dalam setiap kompetisi politik yang ada mulai dari pilkada, pilgub bahkan pilpres, ini secara tidak langsung menciptakan persepsi publik bahwa NasDem adalah parpol yg memiliki resource politik yang besar.

Namun yang terpenting bagi NasDem adalah, membangung trust publik dan hal ini ditentukan oleh kemampuan dan kesungguhan para bacaleg ataupun bacalon kepala daerah dari NasDem untuk merealisasikan janji-janji politiknya sewaktu kampanye.

“Jika tidak, maka bisa saja NasDem akan dihukum oleh publik, dengan mengalihkan pilihan mereka ke parpol lain,” pungkasnya. (FAJAR/RS)

  • Bagikan

Exit mobile version