4 Bulan Gaji Pegawai Balai Guru Penggerak Belum Dibayar, Indra: Masih Percaya Bualan Nadiem?

  • Bagikan
Mendikbudristek Nadiem Makarim dituding tak menghargai guru oleh PGRI. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

JAKARTA – Pengamat Pendidikan abad 21 Indra Charismiadji makin gencar menyerang Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim.

Dia gemas dengan langkah Nadiem Makariem yang dinilainya makin rajin show up.

“Heran saya, Mas Nadiem show up ke mana-mana, bikin podcast untuk memengaruhi guru. Apa enggak sadar ya program-programnya itu kebanyakan PHP (pemberi harapan palsu),” kata Indra kepada JPNN.com, Minggu (18/9).

Dia mencontohkan, kondisi pegawai Balai Guru Penggerak (BGP). PNS-nya sudah menerima gaji pokok, tetapi tunjangannya belum cair dari Juni. 

Menurut Indra, yang kasihan pegawai honorernya. Dia mengungkapkan para pegawai honorer belum mendapatkan gaji sama sekali sejak Juni.

Pegawai PNS maupun honorer sudah merasa dizalimi dengan perubahan kebijakan Kemendikbudristek yang tanpa rencana dan mekanisme matang.

Terungkap juga jumlah pegawai guru tenaga kependidikan (GTK) tiba-tiba jadi banyak, padahal yang dikerjakan sama dengan tugas pegawai BGP.

Hanya menjalankan program guru penggerak (PGP), program sekolah penggerak (PSP), dan implementasi kurikulum merdeka (IKM). 

“Mengerjakan hal sama dengan cara sama, tetapi dengan orang sangat banyak, padahal yang mengerjakan pun hanya cukup sedikit orang. Apakah ini yang  namanya reformasi birokrasi dan transformasi pendidikan?,” cetus Indra.

Sesuai pengaduan yang diterima Indra, para pegawai BGP baik PNS maupun honorer saat ini seperti pegawai pabrik.

Mereka tidak diberi ruang inovasi sama sekali oleh Kemendikbudristek untuk membuat program inovasi.

Dengan kondisi seperti itu, Indra kembali mempertanyakan pernyataan Nadiem yang menjanjikan kesejahteraan guru lewat RUU Sisdiknas.

“Bagaimana berani ngomong guru akan sejahera. Timnya sendiri saja sudah 4 bulan tida digaji. Apakah masih mau percaya dengan janji-janji dan bualan Mas Nadiem,” pungkasnya. (JPNN/RS)

  • Bagikan