KENDARI, rakyatsultra.com – Bendungan Ameroro memiliki kapasitas tampung 54,15 juta meter kubik dengan luas genangan 244,51 hektar berpotensi menambah layanan daerah irigasi seluas 3,363 hektar di Kabupaten Konawe.
Bendungan Ameroro mulai dikerjakan pada 2020 dengan biaya APBN sebesar Rp 1,6 triliun. Pembangunannya dilaksanakan dalam 2 paket pekerjaan.
Yakni Paket 1 oleh kontraktor PT Wijaya Karya-PT Sumber Cahaya Agung-PT Basuki Rahmanta Putra (KSO) dan Paket 2 PT Hutama Karya- PT Adhi Karya (KSO).
Kepala Satuan Kerja (Satker) Pembangunan Bendungan, Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi IV Kendari, Arbor Reseda mengatakan bahwa saat ini progres pekerjaan fisik bendungan Ameroro Kabupaten Konawe sudah mencapai 54 persen.
“Diantaranya mencakup pekerjaan tubuh bendungan, sistem pengelak, pelimpah, jalan akses dan hidromekanikal,” ungkapnya saat ditemui di Kendari, Selasa (6/9).
Bendungan yang berada di Desa Tamesandi, Kabupaten Konawe ini ditargetkan selesai konstruksi pada tahun 2023. Arbor mengatakan, proses pengerjaan yang dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
“Sejauh ini proses pengerjaan sesuai dengan jadwal atau on schedule,” ujarnya.
Arbor menuturkan, mengenai kendala cuaca pasti mempengaruhi produktivitas kerja. “Akan tetapi hal ini sdh dari awal proyek diperhitungkan, jadi target produksi fisik di musim hujan memang sudah direncanakan tidak sebesar di musim kering,” terangnya.
Sementara itu, lanjutnya, untuk jalan akses sudah hampir selesai dan sudah dipakai untuk kegiatan pembangunan. Dirinya berharap Bendungan Ameroro dapat selesai tepat waktu, dan segera dimanfaatkan oleh masyarakat Sultra, khususnya untuk irigasi dan air baku serta pariwisata.
“Masyarakat diharapkan terus mendukung pembangunan dan menjaga daerah tangkapan air di hulu supaya air tetap lestari,” pungkasnya. (RS)