KENDARI – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Daerah Pemilihan (Dapil) Sulawesi Tenggara (Sultra), Bahtra Banong angkat bicara terkait kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh pemerintah pada Minggu (4/5/2022).
Sejatinya, politisi Partai Gerindra ini tidak mengharapkan kenaikan harga BBM, namun karena pemerintah sudah terlanjur menaikkan harga dirinya berharap ada konpensasi bantuan untuk masyarakat yang terdampak.
“kita berharap itu dikonpesasi dengan bantuan langsung ke masyarakat (terdampak kenaikan harga BBM, red) karena mereka sangat terbebani dengann kenaikan BBM, karena pasti bahan pokok semuanya pasti bakalan naik kalau BBM naik,” ujar Bahtra, Senin (5/9/2022), kepada wartawan Harian Rakyat Sultra.
Kendati pun, lanjut Bahtra, kenaikan harga BBM tidak bisa dihindari mengingat harga minyak dunia yang juga naik akibat dampak perang antara Rusia dan Ukraina.
“Jadi bantuan langsung kepada masyarakat harus dipenuhi segera mungkin dan musti tepat sasaran. Jadi betul-betul orang yang membutuhkan yang dikasih bantuan,” pinta Bahtra.
Sementara itu, salah seorang ojek online (Ojol) Kota Kendari, Nyong mengaku tidak setuju dengan keputusan pemerintah yang menaikkan harga BBM. Pasalnya, sampai saat ini tarif penumpang belum juga dinaikkan.
“Saya tidak setuju dengan kenaikan BBM karena memberatkan, mana tarif ojol juga tidak naik. Kita sebagai ojol merasa terbani harga naiknya BBM. Belum lagi mengantar penumpang jauh dekatnya tarifnya juga di perhitungkan,” ungkapnya kepada Rakyat Sultra.
Selain itu, salah satu warga pelaku UMKM yang juga menggunakan pertalite, Ruslan tidak setuju dengan kenaikkan harga BBM. Pasalnya, kata dia, kenaikan BBM akan berdampak terhadap kenaikan kebutuhan pokok.
“Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak sangat berdampak terhadap sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Kerena kenaikan harga BBM akan memicu kenaikan harga-harga kebutuhan pokok di pasaran. Otomatis biaya produksi akan meningkat dan keuntungan bersih akan semakin sedikit,” keluhnya.
“Naiknya harga BBM menjadi pukulan bagi pelaku UMKM yang baru merintis, kerena naiknya bahan baku produksi di pasaran membuat kami harus memutar otak lagi bagaimana bisa tetap menjaga kualitas produksi dengan tidak menaikkan harga (jualan, red),” tambah Ruslan.
Hal senada diungkapkan, Dian salah seorang karyawan swasta, dirinya juga tak setuju dengan kenaikan harga BBM. Menurutnya, kenaikan BBM akan menambah jumlah pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Dengan kenaikan BBM tersebut, saya sebagai karyawan yang harus pulang pergi dari rumah ke kantor sangat tidak setuju, karena pengeluaran akan bertambah untuk kebutuhan tersebut, belum lagi kebutuhan lainnya yang ikut berdampak naik. Sementara tidak dibarengi dengan kenaikan upah,” cetusnya. (RS)