RAHA– Di balik problematika penanganan sampah di Kabupaten Muna, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Muna ternyata mampu menorehkan prestasi di tingkat nasional dalam bidang konservasi alam. Baru-baru ini Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia memberi penghargaan Anugerah Konservasi Alam kategori Taman Kehati Insitu kepada DLH Kabupaten Muna.
Penghargaan berupa piagam dan tropi ini diserahkan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Siti Nurbaya Bakar kepada Kepala Plt Kepala DLH Muna, Drs La Ode Matalana, M.Si pada acara puncak peringatan Hari Konservasi Alam Nasional Tahun 2022 yang diselenggarakan di Taman Nasional Bali Barat, Bali, Selasa (2/9/2022).
Penghargaan tersebut diberikan atas kerja dan upaya DLH Muna dalam kegiatan penyelamatan Kehati melalui koleksi tumbuhan lokal dan langka sebanyak 94 jenis di Taman Kehati Kabupaten Muna yang bermanfaat dalam peningkatan ekonomi masyarakat sekitar 100 Kepala Keluarga (KK) melalui kegiatan ekowisata dan HHBK sejak tahun 2017
Dikonfirmasi jurnalis Rakyat Sultra melalui telpon selulernya, Kadis DLH Muna, La Ode Matalana mengatakan, sejak tahun 2017 DLH telah melakukan langkah-langkah pengelolaan Taman Kehati Insitu dengan menyiapkan lahan seluas kurang lebih 15 hektar di Desa Bangkali Kecamatan Watopute.
Lahan tersebut kata Matalana, sebelumnya adalah kawasan hutan lindung yang telah rusak dan berupaya dipulihkan melalui program Taman kehati dengan melibatkan peran masyarakat dalam pengelolaannya, sehingga dapat mengembalikan fungsi hutan tersebut sebagai penyangga kehidupan, pengatur tata air, menyuplai oksigen dan mencegah erosi dan banjir serta berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat tanpa merusak alam dan lingkungan.
‘Taman Kehati ini dikelola langsung oleh masyarakat Desa Bangkali berdasarkan Surat Keputusan (SK) Bupati Muna dibawah bimbingan DLH. Untuk sementara baru lima hektar yang dikelolah dan pengelolaannya berlangsung dengan baik, “terang Matalana.
Lebih lanjut Mantan Kabag Ortala Setda Muna ini menjelaskan, program Taman Kehati ini melibatkan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat serta dunia usaha, dimana dalam pengelolaannya ada penerapan ilmu pengetahuan dan inovasi pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan untuk memecahkan masalah sosial dan lingkungan secara efektif sekaligus memberi manfaat secara ekonomis kepada masyarakat.
Penghargaan ini kata Matalana menjadi motivasi bagi pemerintah daerah dan masyarakat untuk tetap konsisten memelihara alam dan lingkungan agar tetap lestari dan masyarakat bisa tetap produktif. (SRA/IDU)