Permasalahan di Malang, Wali Kota dan Bupati Harus Turun Tangan

  • Bagikan
Pasokan air dari PDAM Perumda Tugu Tirta Kota Malang terhambat beberapa minggu ini.

MALANG – Permasalahan matinya PDAM di Kota Malang kerap dikaitkan dengan pipa bocor. Pihak pemerintah diduga membuat opini seolah hal tersebut benar. 

Namun, sebenarnya masalah utamanya karena tak ada perpanjangan perjanjian kerja sama (PKS) antara PDAM Kanjuruhan dengan PDAM Tugu Tirta. Direktur PDAM Kanjuruhan Malang Syamsul Hadi menyebut bahwa pihak PDAM Tugu Tirta menunggak pembayaran distribusi air. 

Hal tersebut berdampak di lima kelurahan, yakni Buring, Wonokoyo, Kedungkandang, Tlogowaru, dan Arjowinangun yang airnya tak mengalir akibat PDAM mati. “Perjanjian PKS telah habis. Namun, pihak PDAM Kota Malang meminta pendistribusian air terus berlanjut secara penuh dan dijual ke pelanggan tanpa membayar biaya operasional ke kami,” kata Syamsul Hadi, Kamis (1/9). Pihaknya menunggu niat baik dari PDAM Tugu Tirta. Namun, sudah berbulan-bulan tak ada kabar.

Anggota DPRD Komisi B Kota Malang Imron mengakui tidak ada distribusi air di tempat tinggalnya oleh PDAM Tugu Tirta. Sampai saat ini masih belum ditemukan solusi bersama. “Saya juga korban matinya air,” ucapnya.

Menurut dia, permasalahan tersebut ada di tangan Wali Kota Malang Sutiaji dan Bupati Malang Sanusi. Kedua pimpinan itu jika mau turun langsung pasti akan selesai permasalahan.

“Semua tergantung dari wali kota dan bupati, dari kami (DPRD Kota Malang) menyerahkan ini ke provinsi karena yang paling punya wewenang,” pungkasnya. (jpnn/RS)

  • Bagikan