JAKARTA – Harga emas kembali merosot pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) (23/8).
Kemerosotan harga emas memperpanjang kerugian untuk hari keenam berturut-turut karena spekulasi bahwa Fed akan memilih kenaikan suku bunga 75 basis poin di pertemuan September.
USD pun menguat untuk hari keempat beruntun.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, anjlok USD 14,5 atau 0,82 persen menjadi ditutup pada USD 1.748,40 per ounce, berkubang di bawah level psikologis penting lainnya USD 1.750.
Emas berjangka jatuh USD 8,30 atau 0,47 persen menjadi USD 1.762,90 pada Jumat (19/8), setelah tergelincir USD 5,50 atau 0,31 persen menjadi USD 1.771,20 pada Kamis (18/8), dan jatuh USD 13 atau 0,73 persen menjadi USD 1.776,70 pada Rabu (17/8).
Indeks USD yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya yang dipimpin oleh euro, mencapai tertinggi enam minggu di 109,02.
“Harga emas melemah karena dolar kembali menguat saat investor bersiap untuk pidato yang berpotensi hawkish oleh Ketua Fed Powell di Jackson Hole Symposium,” kata analis di platform perdagangan daring OANDA Ed Moya.
Moya menyebut emas pada akhirnya akan menetap di kisaran perdagangan sempit, tetapi tampaknya mungkin sedikit lebih rendah karena risiko inflasi energi dan makanan dapat membuat The Fed tetap agresif dengan kenaikan suku bunga ke tahun baru,
Investor juga menunggu pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada simposium ekonomi tahunan Federal Reserve di Jackson Hole, Wyoming pada Jumat (26/8).
Mereka berharap mendapatkan petunjuk tentang rencana suku bunga.
Kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS juga mengurangi daya tarik emas.
Indeks Aktivitas Nasional Fed Chicago naik menjadi 0,27 pada Juli dari pembacaan revisi minus 0,25 pada Juni, mengalahkan perkiraan konsensus minus 0,10 dari para ekonom yang disurvei dan selanjutnya menekan harga emas. (JPNN/RS)