Dilakukan selama 1 bulan dalam 1 tahun sekali, banyak yang menjadikan bulan Ramadan sebagai waktu untuk perbaikan diri atau introspeksi diri dan ajang pembuktian untuk meningkatkan kadar keimanan.
Selama bulan Ramadan, seseorang akan belajar tentang banyaknya kesabaran, empati, pengendalian diri, berbagi kebaikan, dan banyak hal positif lain.
Ini bukan hanya baik untuk pengembangan diri, tapi juga diganjar dengan pahala dan keberkahan yang tidak sedikit. Sehingga jika amalan-amalan tersebut terbangun menjadi kebiasaan yang bisa dilakukan di bulan-bulan lainnya, maka seseorang disebut telah mendapatkan keberkahan dari bulan Ramadan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Ketua I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), H Jumarding saat ditemui di Sultra, Kamis (7/4/2022).
Dijelaskan, ada banyak jenis dari keutamaan bulan Ramadhan selain menempa diri dengan puasa antara lain meningkatkan keimanan dengan memperbanyak ibadah dan amalan puasa ramadan juga merupakan ibadah terlama karena dilakukan selama 1 bulan penuh.
“Jadi selain puasa, banyak ibadah lain yang bisa dilakukan saat bulan Ramadhan, dan akan mendapatkan imbalan pahala yang berlipat ganda. Misalnya membaca Alquran, bersedekah, salat sunah tarawih, salat tahajud, dan amal ibadah lainnya,” ucapnya.
Dia menuturkan, dengan berpuasa maka dapat mengasah kemampuan diri dalam mengontrol hawa nafsu. Ketika sedang menjalankan ibadah puasa, seseorang akan lebih cenderung melakukan amalan saleh untuk bisa mengontrol keinginannya.
Sebab, tidak selamanya puasa akan berjalan lancar. Akan selalu ada godaan untuk melakukan perbuatan jelek bahkan berujung pada perbuatan maksiat.
Selain itu, kata dia, puasa juga dapat melatih empati dan kepedulian serta kebiasan berbagi pada sesama. Pasalnya, saat berpuasa seseorang bisa menjadi pribadi yang lebih ramah dan saling berbagi kepada sesama.
Dia menambahkan, dengan merasakan lapar karena tidak makan dan minum seharian, diharapkan seseorang dapat berempati dan peka pada orang yang kurang mampu dan tidak berkecukupan. Empati yang tumbuh akan menghasilkan rasa saling merasakan kepada kekurangan saudara seiman.
“Olehnya itu, agar iman terus meningkat maka harus menambah amalan-amalan saleh lainnya selagi masih ada kesempatan dan kesehatan yang diberikan yang maha kuasa,” tutupnya. (r5)