Salah satu pelaku usaha di Buton Selatan memilih tutup ditengah langkanya dan kebijakan penyuplaian minyak goreng dihentikan sepihak oleh distributor. Foto : LM. Suharlin/Rakyat Sultra.
BATAUGA- Sejumlah pedagang asal Kabupaten Buton Selatan (Busel) menyesalkan tindakan distributor minyak goreng di Kota Baubau, yang menghentikan pendistribusian dengan alasan tidak jelas.
Salah seorang pedagang asal Busel, Marlina sangat menyayangkan langkah distributor asal Kota Baubau yang terbilang sangat diskriminatif. Betapa tidak, monopoli barang untuk tidak disuplai ke Kabupaten Beradat itu justru menimbulkan anjloknya permutaran ekonomi di Bumi Gajah Mada.
“Kita membeli di distributor Baubau alasannya stok menipis tapi barangnya masih ada tapi kita tidak diberi. Ini adalah suatu keanehan yang sebenarnya kami nilai ada upaya untuk mematikan usaha kami,” tuturnya.
Kata dia, dengan kondisi saat ini harapan untuk mempertahankan produksi usaha oleh pihaknya dinilai akan semakin menipis bahkan harus tutup. Betapa tidak, ketergantungan terhadap minyak goreng kemasan yang sangat tinggi tidak seiring sejalan dengan penyuplaian minyak goreng di Bumi Gajah Mada.
“Bagaimana mungkin kita harus bertahan dengan kelangkaan minyak goreng saat ini. Tidak jadi masalah kalau harganya melonjak tinggi yang penting minyak goreng itu ada dan beredar di Kabupaten Busel ini,” tambahnya.
Dia menambahkan, pihaknya meminta Pemkab Busel untuk bersama-sama memikirkan dan memberikan solusi dalam mengatasi kekurangan dan pemberhentian pasokan minyak goreng di Kabupaten Busel. Terlebih bila dimungkinkan, pihaknya diberi jatah minyak goreng oleh Pemkab Busel dengan harga uang terjangkau.
“Kalaupun minyak goreng itu melonjak paling solusinya untuk mengantisipasi kerugian itu dengan cara menaikkan harga produk kami. Yang diperlukan sebenarnya dimana peran pemerintah untuk menstabilkan usaha kami ini agar tetap jalan dengan normal ditengah langkanya kebutuhan dasar usaha kami,” jelasnya
Sebelumnya, Kepala Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Busel La Hardin, tengah menjalin komunikasi dengan sejumlah pihak untuk mengantisipasi kelangkaan minyak goreng di Bumi Beradat. Baik itu, dengan sejumlah distributor di Kota Baubau maupun dengan perusahaan umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog).
“Yang pasti kelangkaan minyak goreng ini bukan terjadi hanya di Busel saja melainkan diseluruh penjuru Nusantara. Kebutuhan setiap daerah atas minyak goreng itu meningkat sementara tidak didukung dengan stok barang yang ada,” singkatnya (m2/b/aji)