H Surunuddin Dangga ST MM.
ANDOOLO – Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan menyiapkan upaya strategis menangani permasalahan stunting.
Bupati Konawe Selatan, H Surunuddin Dangga ST MM mengatakan, mengatasi stunting dibutuhkan peran banyak pihak untuk berkolaborasi.
“Kasus stunting harus sejak dini ditangani, tak hanya satu instansi tapi lintas sektoral. Maksimalkan pencegahan. Seluruh pihak terkait berkolaborasi, dan saling bahu membahu,” ungkapnya, Selasa (15/2/2022).
Wakil Bupati Konawe Selatan, Rasyid menambahkab, pencegahan stunting harus dilakukan sejak dini, bahkan sebelum pasangan suami istri ingin memiliki anak.
Peningkatan kualitas pasangan pengantin diharapkan mampu meningkatkan kualitas pemenuhan gizi dalam rumah tangga.
“Olehnya itu, guna menekan angka stunting di Konawe Selatan, pemerintah kabupaten akan mengoptimalkan pendampingan dimulai sejak pranikah, menikah, kemudian ketika hamil, dan setelah melahirkan,” ujarnya.
Menurutnya, stunting tidak bisa hanya dilihat dari satu sisi saja. Harus terintegrasi lintas OPD terkait. Mengintervensi dari hulu hingga hilir. Data dari Kementerian Agama, sepanjang 2021 ada 2000 pasangan menikah. Artinya dengan angka ini, ada kemungkinan terjadinya stunting. Makanya, untuk mencegah itu, dilakukan intervensi bersama-sama.
Lebih lanjut, Rasyid mengungkapkan, ada kecenderungan, pasangan yang akan menikah hanya memfokuskan persiapan formal. Seperti menyiapkan persyaratan di Kantor Urusan Agama (KUA), pemeriksaan kesehatan, dan keperluan perayaan. Padahal edukasi pranikah merupakan hal penting.
“Edukasi pranikah dapat memberi wawasan untuk calon pasangan, sehingga calon orang tua memahami persiapan apa saja yang dibutuhkan ketika istri hamil. Memperhatikan PHBS dan gizi,” katanya. (ram/aji)