Tambatan Perahu Desa Lamoea Resmi Digunakan

  • Bagikan

Sekda Butur, Muhammad Hardhy Muslim saat meresmikan tambatan perahu Desa Lamo’ea Kecamatan Kulisusu.

BURANGA – Sebuah jembatan tambatan perahu,  Desa Lemo’ea, Kecamatan Kulisusu yang sumber anggarannya dari bantuan keserasian sosial dari Kementerian Sosial (Kemensos) RI, kini mulai dapat difungsikan oleh masyarakat setempat. Jembatan tersebut baru saja diresmikan oleh pemerintah daerah setempat, Selasa (11/1/2021).

Sekda Butur, Hardhy Muslim, dalam sambutannya mengatakan, anggaran bantuan keserasian sosial ini sebesar Rp 150 juta. Pemanfaatannya Rp100 juta untuk kegiatan fisik dan Rp 50 juta untuk kegiatan non fisik.

“Tambatan perahu ini dibuat dengan panjang 25 meter dan lebar 3 meter,” ungkapnya.

Program keserasian sosial sendiri beber Hardhy Muslim merupakan ikon Kementrian Sosial dalam upaya pencegahan terjadinya konflik sosial. Kegiatan ini bersifat sosial dengan berbasiskan pada masyarakat.

“Program keserasian sosial berbasis masyarakat adalah alat atau metode untuk mewujudkan masyarakat yang harmonis dengan memperhatikan pada unsur kearifan lokal sebagai alat utama dalam pelaksanaannya di kampung yang terjadi konflik sosial atau berpotensi konflik,” jelasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan jika program bantuan keserasian sosial ini tujuannya bukan terletak pada pembangunan fisiknya saja. Akan tetapi, pemerintah ingin melihat seberapa tinggi tingkat kegotongroyongan, partisipasi, kebersamaan, kekompakan, serta tingkat kepedulian dalam upaya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, dalam mencegah konflik sosial di daerah.

“Karenanya, peran forum keserasian sosial yang beranggotakan perwakilan elemen masyarakat menjadi sangat besar. Kita harapkan forum-forum yang ada di masyarakat bisa saling berkolaborasi dalam rangka bisa mendeteksi adanya potensi kerawanan sosial yang pada akhirnya dapat merugikan masyarakat,” tegasnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Sosial Butur L.M Karya Jaya Hasan, berharap dengan adanya bantuan ini keharmonisan antar warga dan antar kelurahan maupun desa keserasian sosial bisa terjalin.

“Untuk berikutnya dengan kegiatan seperti ini tetap kita upaya kalau bisa nanti bisa kita tingkatkan di beberapa desa yang lain, dengan sekiranya memiliki masalah dalam konteks kerukunan antar masyarakat lingkungan desa,” imbuhnya. (r3/b/aji)

  • Bagikan

Exit mobile version