La Ode Andi Muna, S.Sos, M.Si.
LAWORO – Data statistik kasus stunting di Kabupaten Muna Barat (Mubar) hingga saat ini, masih terbilang relatif tinggi.
Merujuk pada hasil rilis Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, hingga tahun 2021 ini, ada 199 kasus.
Berdasarkan itu, Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A), bakalan fokus penanganan stunting.
Kendati begitu, pemerintah harus sinergi mencari solusi menangani tumbuh kembang anak.
Sinergi pemerintah yang dilakukan, harus ada komitmen kuat seluruh stakeholder, mulai dari pemerintah pusat hingga di daerah, dalam optimalisasi penekanan penuruna angka stunting.
“Kasus stunting di Mubar, selalu terjadi. Dan ini harus menjadi perhatian serius dan mesti disikapi. Makanya, kita fokus disitu tahun ini. Tapi, sinergi harus tetap jalan semua stakholder,” kata Kepala DP2KBP3A, saat dikonfirmasi, Rabu (12/1/2022).
Dalam penanganan masalah perkembangan anak, lanjut mantan Kepala Kesbangpol ini, pihaknya tentu akan melakukan sosialisasi dan edukasi. Tak sampai disitu saja, pendampingan terhadap masyarakat, juga dijalani.
“Kasus stunting jangan dianggap sepele. Kita harus lakukan aksi penyelamatan anak. Karena ini, kan mengganggu pertumbuhan. Kalau kita biarkan, bagaimana dengan generasi kita. Makanya, kita harus betul-betul fokus,” terangnya.
La Ode Andi Muna berharap, agar masalah stunting bisa teratasi, pihaknya berupaya semaksimal mungkin, mencari skema penanganan kasus tersebut. “Komunikasi dan koordinasi dengan instansi teknis seperti Dinkes, juga berperan dalam penanganan masalah ini. Untuk itu, tahun 2022 ini, kita fokus kesana. Insyaallah,” tandasnya. (m1/b/aji)