Rakyatsultra.com,- Epidemiolog Pandu Riono menyebut masyarakat Indonesia ditakut-takuti dengan varian Corona baru bernama Omicron.
Hal itu disampaikan Epidemiolog Pandu Riono menanggapi hasil survei Indikator Politik Indonesia (IPI). Dalam surveinya, ditemukan indikasi kuat masyarakat Indonesia sudah jenuh dengan COVID-19.
“Pandemi COVID-19 belum selesai. Tetapi sepertinya publik mengalami kejenuhan dan kelelahan. Beberapa indikator yang kami temukan ini,” kata Direktur Eksekutif IPI Burhanuddin Muhtadi seperti ditayangkan di kanal YouTube IPI, Minggu (9/1/2022).
Awalnya, Epidemiolog Pandu Riono menyebut dirinya tidak setuju ketika pemerintah berencana menerapkan PPKM level 3 selama libur Nataru 2021. Sebab, Pandu meyakini gelombang ketiga tidak akan terjadi.
Musda IMM Sultra Resmi Digelar, Kader IMM Harus Berjiwa Nasionalis Dan Sosial
“Waktu Nataru tiba-tiba pemerintah mau menerapkan PPKM level 3. Saya protes keras. Hampir semua epidemiolog bilang ada gelombang 3. Tapi, saya meyakini tidak ada,” ujar Pandu.
Dia mengaku memiliki data yang bisa dijadikan rujukan bahwa tidak akan terjadi gelombang ketiga. “Karena saya yakin dengan data yang saya miliki dari DKI. Kalau itu berlaku di seluruh Indonesia, angkanya nggak beda jauh,” tuturnya.
Banyak hal yang Pandu Riono sebutkan. Salah satunya soal kebijakan pemerintah yang berubah-ubah. “Sekarang kita ditakut-takuti dengan Omicron. Jakarta Omicron sudah menembus seribu. Tapi dari seribu itu, 900 bukan penduduk Jakarta. Angka 900 itu adalah pelaku perjalanan luar negeri yang kemungkinan di negara sana Omicronnya memang tinggi,” papar Pandu.
Perompak Hantui Perairan Morosi, Rampas Barang Berharga Milik 8 ABK SPOB GRAHA 21
Selain itu, lanjut Pandu, vaksinasi bukan obat yang membuat orang kebal COVID-19. Dia menegaskan vaksinasi memang tidak mencegah infeksi. “Namun, coba lihat. Semua yang terdeteksi Omicron nggak ada yang sakit. Tidak ada yang bergejala dan tidak ada yang masuk rumah sakit,” pungkasnya. (rh/fin)