Ketgam : Kasubdit Sosbud Polda Sultra, AKBP Eddy Mulsupriyanto SE, MAP saat memberikan materi pada dialog kebangsaan dihadapan ratusan mahasiswa IMM Sultra, Jumat (7/1). (FOTO : LM. Suharlin/Rakyat Sultra)
Rakyatsultra.com, BAUBAU- Masyarakat Indonesia diwarnai oleh berbagai macam perbedaan sebagai akibat dari kondisi kewilayahan, suku bangsa, budaya, agama dan adat istiadat. Perbedaan dalam masyarakat merupakan keberagaman Indonesia yang dapat dirangkai dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
Dalam merawat ke Bhinekaan dan mencegah perpecahan di Sultra, DPD Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sultra menggelar dialog kebangsaan yang merupakan rangkaian dari pelaksanaan kegiatan Musyawarah Daerah (Musda) ke-XIV yang diselenggarakan tanggal 07 s.d 09 Januari 2022 di Kota Baubau.
Dialog kebangsaan yang mengusung tema merajut kebersamaan, kukuhkan semangat kebhinekaan yang berlangsung di Aula Kampus Universitas Muhammadiyah Buton (UMB) Kota Baubau, Jumat (7/1) tersebut mengahdirkan perwakilan Polda Sultra sebagai narasumber dihadapan ratusan mahasiswa Bumi Anoa.
Dihadapan para peserta, Kasubdit Sosbud Polda Sultra, AKBP Eddy Mulsupriyanto SE, MAP menuturkan Indonesia merupakan negara kepulauan yang tentu memiliki kekayaan alam dan budaya yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Namun demikian, dengan kekayaan budaya dan suku yang beragam Indonesia diikat dalam satu bingkai kebangsaan yakni Bhineka Tunggal Ika.
“Perbedaan itu adalah sunatullah yang menjadi kewajiban kita untuk selalu menjaga dan merawatnya. Karena negara kita adalah negara yang menjunjung tinggi nilai persaudaraan dan keragaman yang terbalut dalam satu kesatuan yang utuh yaitu Pancasila,” tuturnya
Kata dia, perbedaan bukanlah sebuah alat untuk melahirkan perpecahan. Melainkan, perbedaan adalah anugerah yang harus dihormati dan dijunjung tinggi oleh setiap masyarakat.
“Bila jiwa nasionalisme dan saling menghargai akan perbedaan itu, maka tentu akan berdampak positif pada lingkungan masyarakat. Setidaknya, potensi konflik itu dapat diminimalisir dan dieliminir sehingga rasa aman, nyaman dan tenang itu dapat terlahir dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” tambahnya
Dia menambahkan, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah merupakan generasi penerus bangsa tentu memiliki tanggung jawab yang besar dalam menjaga keutuhan NKRI. Selain itu pula, IMM juga berkewajiban dalam mengantarkan Indonesia menjadi negara yang maju dan berkembang serta mampu bersaing dengan negara-negara lain.
“Generasi muda harus mampu melestarikan dan menjaga kekayaan budaya kita ini. Selain itu pula, para mahasiswa harus gigih dalam memperjuangkan cita-citanya agar negara kita mampu unjuk gigi dihadapan negara-negara lain,” jelasnya
Sementara itu, Sekretaris panitia kegiatan, Laode Subroto menuturkan kegiatan yang dihelat pihaknya merupakan rangkaian dari pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) ke-XIV Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sultra. Dimana, dalam dialog tersebut diharapkan kader-kader IMM di Bumi Anoa dapat berpartisipasi dan berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah, TNI/Polri serta elemen lainnya dalam memupuk rasa nasionalisme demi Indonesia yang lebih baik lagi.
“Semua elemen mahasiswa khususnya kader IMM harus selalu menjaga marwah kebhinekaan itu. Selain itu pula, menanamkan jiwa nasionalisme serta berkomitmen menjaga toleransi atas berbagai perbedaan di Indonesia khususnya Sultra harus ditanamkan pada diri setiap kader IMM,” tuturnya
Dikatakan, berkaca dengan kasus yang pernah terjadi di Bumi Anoa, pihaknya meyakini bentrok antar suku maupun kelompok tersebut justru menimbulkan kerugian bagi kita sendiri. Sehingga, diperlukan sikap mawas diri dan saling menghargai sesama demi keutuhan Indonesia pada umummnya dan Sultra pada khususnya.
“Jangan perbedaan itu menjadikan kita untuk bercerai berai. Jadi langkah IMM Sultra saat ini berupaya mengembalikan makna Kebhinekaan itu karena kita satu bangsa, satu bahasa yaitu Indonesia,” tutupnya. (m2)