Rakyatsultra.com, — Telkomsel MAXstream merilis film orisinal berjudul “Merindu Cahaya de Amstel”. Film orisinal tersebut akan tayang perdana di bioskop Tanah Air pada 20 Januari 2022.
“Hadirnya film orisinal Merindu Cahaya de Amstel di platform VoD terdepan MAXstream maupun di bioskop ini juga menjadi bagian dari upaya Telkomsel dalam mendukung seluruh sektor industri kreatif di Indonesia karena film tersebut diadaptasi dari novel romansa populer karya Arumi E yang terinspirasi dari kisah nyata seorang mualaf,” kata Vice President Digital Lifestyle Telkomsel Nirwan Lesmana, Sabtu (8/1/2022).
Dikatakannya, film mengangkat isu mengenai cinta dan religi yang tak ada habis-habisnya untuk diulas. Harapannya, film dapat memberikan pandangan berbeda dalam memaknai kedua isu tersebut dan mampu menyentuh seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Film Merindu Cahaya de Amstel yang awalnya merupakan sebuah karya novel merupakan hasil kerja antara MAXstream dengan rumah produksi Unlimited Production. Disutradarai Hadrah Daeng Ratu, film bergenre drama romansa ini berkisah tentang cinta segitiga yang dialami oleh Khadijah Venhoveen (Amanda Rawles), seorang mualaf yang tinggal di Amsterdam dengan Mala (Rachel Amanda), dan Nicolaas Van Dijk (Bryan Domani). Tak hanya mengisahkan sisi romansa Khadijah, film ini juga mengisahkan cerita perjuangan Khadijah sebelum menemukan Islam.
Turut dibintangi oleh Maudy Koesnaedi, Ridwan Remin, Oki Setiana Dewi, dan Rita Nurmaliza, film “Merindu Cahaya de Amstel” ini merupakan kisah nyata yang dikemas secara menarik dan menjadi tontonan yang layak untuk ditunggu baik di bioskop maupun aplikasi MAXstream.
“Kami berharap penayangan “Merindu Cahaya de Amstel” ini dapat memberikan tontonan yang tidak hanya menghibur, tapi juga mampu memberikan pandangan-pandangan baru hingga nilai-nilai positif bagi siapa pun yang menontonnya. Ke depan, sebagai upaya mempertegas komitmen sebagai ‘The Home of Entertainment’, Telkomsel akan terus mengoptimalkan peran MAXstream dalam menjalin kolaborasi dengan lebih banyak lagi sineas lokal sehingga mampu menghadirkan konten orisinal yang lebih variatif bagi seluruh masyarakat sekaligus untuk memajukan industri perfilman Tanah Air,” tutup Asrullah. **