Sukses Ekspor 18 Ton ke Vietnam, Steven Stenly Ajak Anak Muda Sultra Jadi Eksportir

  • Bagikan

Steven Stenly.

KENDARI –– Anak muda Sulawesi Tenggara semakin terdepan dalam membawa nama Indonesia ke mancanegara. Seperti yang dilakukan oleh Steven Stenly. Di usia yang masih muda, dia memilih mendirikan CV Best Farmer Indonesia, yang bergerak di bidang ekspor.

Kini, perusahaan itu sudah mendunia, karena mengekspor biji kacang mete sebanyak 18 ton ke Vietnam.

Pria kelahiran 1994 tersebut berhasil membuktikan pada dunia, kalau anak muda Sultra juga mampu menjadi eksportir dengan mengekspor hasil perkebunan Sultra jenis kacang mede ke Vietnam sebanyak 18 Ton dimasa pandemi Covid-19.

Meskipun perusahaan baru dan masih tergolong pemula, sosok yang dikenal sebagai Youtuber asal Sulawesi Tenggara tersebut membuktikan bahwa dirinya mampu berjuang dengan memanfaatkan peluang akses pasar yang ada khususnya pasar kacang mede.

“Tiga bulan saya fokus di ekspor ini, selama merintis banyak sekali rintangan masalah yang dihadapi. Tetapi saya yakin ini pasti berhasil. Saya sudah keliling Sultra untuk mencari produk unggulan dan akhirnya memutuskan ekspor kacang mede gelondongan,” ucap Steven

Steven menyebut, 18 ton kacang mete yang diekspor ke Vietnam berasal dari petani jambu mete di beberapa Kabupaten di Sultra, seperti Konawe Kepulauan, Buton dan Kabupaten Muna.

Steven mengatakan Kacang Mete merupakan produk unggulan di Sultra, meskipun masih ada hasil perkebunan unggulan lainnya seperti kelapa dan turunannya, namun menurutnya, kacang mete Sultra jauh lebih baik kualitasnya di banding daerah lain di Indonesia seperti di NTB. Apalagi Sultra merupakan penghasil kacang mete terbaik di dunia.

“Meskipun masih ada hasil perkebunan unggulan yang lain, tapi tiga bulan terakhir ini, saya fokus mencari pasar kacang mede di luar negeri, ” ucapnya.

Steven mengatakan, pasar kacang mede di luar negeri sangat bagus, banyak permintaan kacang mede dari India dan Vietnam. Apalagi saat ini buyer asal India sudah ada di Kendari dan siap membeli hasil perkebunan kacang mete Sultra.

Kata Steven, untuk satu kontainer kacang mede, dirinya melibatkan banyak petani, dan mendapat dukungan lenuh dari Pemda. Pasalnya, kata dia, Pemda di Sultra terus mendorong lahirnya pada generasi muda, anak-anak milenial untuk lebih memperhatikan sektor pertanian, terutama komoditas perkebunan.

“Saya targetkan, di tahun 2022, saya bisa tembus pasar China, dengan mengeskpor 50 kontiner dalam setahun,” ungkapnya.

Steven berharap, Ekspor di akhir tahun 2021 mampu memberi semangat bagi anak muda di Sultra. Juga menjadi contoh yang baik, sehingga anak muda di Sultra bisa membuktikan bahwa mereka pun mampu menembus pasar Internasional

“Semoga dengan ekspor di tahun ini bisa memberi contoh yang baik untuk anak muda yang lainnya, dan semoga makin banyak anak muda yg bisa ekspor, karena , ini nantinya akan berdampak pada pendapatan daerah khususnya di Sultra,” pungkasnya

Sebelumnya diberitakan, Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) menggelar kegiatan gebyar ekspor serentak dilaksanakan melalui 33 pintu ekspor secara hybrid yang dipusatkan di Terminal Peti Kemas-Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar pada Kamis (30/12/ 2021).

Dalam menyukseskan Gebyar Ekspor, Karantina Pertanian Kendari bersama Gubernur, Ali Mazi dan Kapolda Sulawesi Tenggara, Irjen Pol. Drs. Teguh Pristiwanto melakukan pelepasan ekspor komoditas pertanian sebanyak 18 ton milik CV Best Farmer Indonesia yang merupakan perusahaan asal Sultra, dengan nilai barang mencapai Rp333.685.000 melalui pelabuhan Petik Kemas New Port Kendari.

Jumlah ini melengkapi jumlah ekspor secara nasional yang dilepas secara bersamaan di 34 pintu pengeluaran sebesar Rp 14,4 triliun.
Kepala Balai Karantina Pertanian Kendari, N. Prayatno Ginting mengatakan dari sistem pencatatan informasi perkarantinaan Iqfast komoditas pertanian yang telah di ekspor Sulawesi Tenggara tahun 2021 baik hewan maupun tumbuhan mencapai Rp4,9 miliar

“Adapun komoditas pertanian yang diekspor hari ini biji Mete dengan negara tujuan yaitu Vietnam sebanyak 18 ton. Menutup tahun 2021 ini kembali Karantina Kendari mengeskpor biji Mete di mana diawal tahun 2022 juga dibuka dengan ekpor biji mete, tentu saja memberikan dampak positif terhadap perekonomian warga Sultra di tengah pandemi Covid-19 serta selaras dengan program unggulan Kementerian Pertanian yaitu Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks),” ungkap Ginting.

Gebyar Ekspor ini menjadi salah satu momentum penting dalam mensinergikan seluruh peran stakeholder terutama dengan pihak Kepolisian RI sehingga terjadi keamanan dalam melaksanakan pengawasan produk pertanian. (p2/b/aji)

  • Bagikan