Alquran Tua Peninggalan Utusan Kesultanan Buton Ada di Konawe

  • Bagikan
Peneliti UHO, Dr. Basrin Melamba, S.Pd.,MA dan Dr. Jabal Nur, SH.,MH, saat meneliti Alquran Kuno Peninggalan Ulama, La Ode Teke di Kediaman H Abdul Gani/H.Mohammad Gande Porondosi di Desa Lalonggaluku Timur, Kecamatan Bondoala, Kabupaten Konawe.(Foto: Nurhadi/Rakyat Sultra).

KENDARI – Pakar sejarah dan budayawan Suku Tolaki di Sulawesi Tenggara (Sultra) Dr. Basrin Melamba SH.,MH bersama Dr. Jabal Nur, SH., MH, melakukan kunjungan ke rumah Almarhum H. Abd Gani bin Lawulo, Rabu (19/8) di Desa Lalonggaluku Timur Kabupaten Konawe. Kunjungan dosen UHO ini guna melihat langsung Alquran tua yang menjadi titik tolak pengislaman Kerajaan Konawe.

Kunjungan dua dosen UHO ini disambut oleh ahli waris yang juga merupakan keturunan dari pemilik Alquran tua tersebut. Setelah diterima, keduanya kemudian diperlihatkan Alquran tua yang disimpan oleh ahli waris H. Abdul Gani.

Dalam kunjungan itu diketahui bahwa Alquran tua tulisan tangan tersebut merupakan warisan turun temurun dari ulama La Ode Teke bin La Ode Husaeni. Ulama La Ode Teke tersebut merupakan ulama yang mengajarkan dan menyebarkan Agama Islam di Pusat Kerajaan Konawe dimasa Mokole (raja) Lakidende II (Sangia Ngginoburu). H. Abdul Gani bin Lawulo merupakan keturunan kelima dari La Ode Teke.  Alquran tulisan tangan peninggalan tersebut telah berumur ratusan tahun atau telah berumur tiga abad.

Nurdin Gani, yang merupakan anak tertua dari H Abdul Gani atau keturunan keenam dari La Ode Teke mengatakan, Alquran tersebut telah lama disimpan oleh H. Abdul Gani yang menjadi pewaris dan ditunjuk langsung oleh kakeknya Lawulo untuk menyimpan dan menjaganya.

“Alquran ini adalah bukti sejarah peninggalan La Ode Teke yang dirawat dan disimpan di kediaman kami. Umurnya sudah ratusan tahun,” ucapnya.

Nurdin mengatakan, Alquran tersebut sudah pernah diminta untuk disimpan di Museum Sulawesi Tenggara, tetapi karena amanah langsung dari La Ode Teke untuk tidak memindah tangankan dari ahli waris, maka itu tidak dilakukan.

Sementara di tempat yang sama, Basrin Melamba yang berkesempatan melihat langsung bukti peninggalan tersebut mengatakan, jika Alquran tersebut menjadi titik terang sejarah pengislaman Kerajaan Konawe. Menurutnya, Alquran tersebut diperkirakan telah ada sejak Abad ke-17. Ini dilihat dari jenis kertas dan tinta tulisan tangannya.

“Alhamdulillah kita bersyukur dan berkesempatan melihat Alquran ini. Ini anugrah dari Allah SWT khususnya bertepatan 1 Muharam ini. Dari semua Alquran saya cari baru saya lihat Alquran semacam ini,” katanya.

Dikatakannya, Alquran ini merupakan Alquran tertua yang ada di Sultra dan akan dibandingkan dengan Alquran yang ada di Buton dan Muna yang ada pada Abad ke-19. Akan lebih pastinya lagi dengan dilakukan penelitian lebih lanjut.

“Dengan ijin ahli waris, kami harapkan dapat mengabadikan dan dapat meminta bantuan dan koordinasi dari Arsip Nasional Republik Indonesia agar bisa digandakan dikarenakan sudah mulai termakan usia,” ucapnya.

Basrin pun berharap Alquran ini disimpan dan dijaga dengan baik dikarenakan menjadi bukti sejarah keterkaitan La Ode Teke dan pengislaman kerajaan Konawe.

“Kita minta Alquran ini dijaga dengan baik karena ini menjadi peninggalan bersejarah Konawe,” pungkasnya. (HDI/RS)

  • Bagikan

Exit mobile version